Menakar kekuatan Anies Baswedan: Sejauh mana Cak Imin bisa mendongkrak suara?

- 1 September 2023, 22:49 WIB
Menakar kekuatan Anies Baswedan: Sejauh mana Cak Imin bisa mendongkrak suara?
Menakar kekuatan Anies Baswedan: Sejauh mana Cak Imin bisa mendongkrak suara? /Antara

 

WartaBulukumba.Com - Badai bagi sebagian, sementara angin sepoi-sepoi saja bagi sebagian yang lainnya. Yang pasti adalah bahwa peta kekuatan sedang berubah, konstelasi bergerak dinamis pasca hengkangnya Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan. Anies Baswedan berpaket dengan Cak Imin!

Dipicu kejutan kehadiran Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Anies Baswedan dalam Pilpres 2024, sebuah manuver politik yang mengejutkan, tidak terduga.

Namun, sejauh mana Cak Imin dapat mendongkrak suara Anies Baswedan dalam Pilpres 2024? 

Baca Juga: Surya Paloh menyuarakan keraguan terhadap hasil survei: Anies Baswedan di urutan ketiga

Survei LSI: Anies-Cak Imin

Mengutip BBC News pada Jumat, 1 September 2023, survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) masih menduduki posisi teratas dalam hal "paling pantas" mendampingi Anies Baswedan, dengan elektabilitas sekitar 22%.

Cak Imin, di sisi lain, berada di posisi ke-6 dengan elektabilitas hanya sekitar 2,6%. Hal ini menunjukkan bahwa Cak Imin belum memiliki elektabilitas yang optimal di kalangan pemilih.

A. Khoirul Umam dari Institute for Democracy and Strategic Affairs mengungkapkan bahwa potensi kemenangan pasangan Anies-Imin agak problematik karena lemahnya elektabilitas Anies dan Cak Imin yang belum optimal.

Baca Juga: Ilhamsyah, Bulukumba-Sinjai dan gagasan 'Parlemen Santri'

Selain itu, sulitnya meyakinkan pengikut Nahdlatul Ulama (NU) yang telah mendukung Prabowo menjadi tantangan tambahan.

Namun, ada juga pandangan optimis bahwa manuver politik Anies dan Cak Imin bisa mengisi kantong suara yang belum tertangani di kubu Anies Baswedan. Hal ini tergantung pada strategi politik yang akan digunakan oleh pasangan ini dan cara mereka mempresentasikan program-program yang menarik bagi pemilih.

Penting untuk dicatat bahwa Pilpres 2024 masih dalam tahap awal dan banyak dinamika politik yang dapat berubah seiring berjalannya waktu. Pengumuman pasangan calon presiden dan wakil presiden resmi serta kampanye yang akan datang akan menjadi momen penting dalam menentukan nasib politik Anies Baswedan dan Cak Imin.

Baca Juga: Benarkah ada kerumitan bagi pers pada Pemilu 2024?

SBY Kecewa

Partai Demokrat akhirnya beranjak keluar dari sebuah rumah besar bernama Koalisi Perubahan.

Ketegangan dalam Koalisi Perubahan dan keputusan-keputusan penting yang diambil oleh Partai Demokrat, seperti mencabut dukungan kepada Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 dan keluar dari koalisi,  telah menciptakan gelombang besar dalam dunia politik Indonesia terkini.

Pernyataan yang dilontarkan oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyoroti betapa dalamnya kekecewaan yang dirasakan oleh pihak Partai Demokrat atas langkah-langkah yang diambil oleh Anies Baswedan dan Partai NasDem.

Terlepas dari perasaan tersebut, SBY berusaha menenangkan para kader dan mengingatkan mereka bahwa ini bukan akhir dari perjuangan politik mereka.

SBY mencoba menenangkan para kadernya dalam Sidang Majelis Tinggi pada Jumat, 1 September 2023.

“Saya sangat mengerti, perasaan, emosi, para kader. Saya minta mari kita tenangkan hati kita, pikiran kita. Ini bukan kiamat, ini bukan akhir dari perjuangan kita, bukan," kata SBY dikutip dari kanal YouTube Demokrat, Jumat 1 September 2023.

Pengambilan keputusan Partai Demokrat untuk mencabut dukungan kepada Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 merupakan langkah yang dapat mempengaruhi dinamika pemilihan presiden.

Wasekjend Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mengungkapkan keputusan MTP Partai Demokrat pada Jumat malam.

"Keputusan MTP Partai Demokrat pada Jumat malam: 1. Kami Partai Demokrat memutuskan MENCABUT DUKUNGAN KE ANIES BASWEDAN dalam Pilpres 2024; 2. Kami Partai Demokrat memutuskan TIDAK LAGI BERADA/KELUAR DARI KOALISI PERUBAHAN krn telah terjadi pengingkaran terhadap isi piagam koalisi," tulis Jansen, seperti dikutip dari akun Twitter-nya, @jansen_jsp pada Jumat malam.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah