Melangkah dalam bayang-bayang rezim: Alasan Wasekjen Demokrat tolak Yenny Wahid Cawapres Anies Baswedan

- 10 Agustus 2023, 13:37 WIB
Yenny Wahid
Yenny Wahid /Instagram.com/@Yennywahid

 

 

WartaBulukumba.Com - Gelombang hiruk-pikuk kontestasi menuju Pilpres 2024 kian menghangat setelah muncul nama Yenny Wahid.

Pemilik nama asli Zannuba Ariffah Chafsoh, putri dari Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sedang digadang-gadang berdiri sebagai cawapres Anies Baswedan.

Yenny Wahid mengungkapkan dirinya memiliki visi dan pemikiran yang sejalur dengan Anies Baswedan. Bahkan Yenny Wahid punya kedekatan tersendiri dengan Anies Baswedan sejak lama.

Baca Juga: Bulukumba menatap Pemilu 2024: Sebanyak 35.354 Daftar Pemilih Tetap di Kecamatan Ujung Bulu

Yenny Wahid sudah mengenal Anies Baswedan sejak Anies masih jadi Rektor Universitas Paramadina.

"Saya itu dengan Pak Anies punya kedekatan khusus karena Pak Anies jadi Rektor saya, jadi salah satu dosen. Saya pulang dari ambil Master saya di Amerika, Mas Anies tawari saya di Paramadina, beliau waktu itu jadi rektor," ungkap Yenny di Gedung MPR, Senayan, Jakarta pada Selasa, 8 Agustus 2023.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, mengungkapkan bahwa meski Yenny Wahid memiliki atribusi yang cukup untuk menjadi cawapres, ada pertimbangan penting yang harus diambil: kesesuaian dengan visi koalisi.

"Untuk posisi Wapres di koalisi perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yg lain," ujar Sitindaon, memberikan isyarat kuat bahwa Yenny Wahid mungkin lebih sesuai di panggung lain yang lebih selaras dengan pandangan politiknya.

Baca Juga: Kunjungan Presiden Jokowi ke Australia disambut aksi di Melbourne: 'Jokowi Don’t Cawe-Cawe! Stop Dynasty'

"Cawapres perubahan ini memang yg selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu," imbuhnya.

Namun, seperti dua mata uang yang berbeda, pandangan Sitindaon bertabrakan dengan aspirasi dari pihak lain.

NasDem, salah satu kekuatan dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), memberikan dukungan terang-terangan terhadap Yenny Wahid sebagai Cawapres.

Effendy Choirie alias Gus Choi, Ketua DPP NasDem mengurai pasangan Anies Baswedan-Yenny Wahid adalah representasi Islam kota (modern) dan Islam kultural (nahdliyin), laki-perempuan, muda-mudi.

"Keduanya terpelajar, keduanya cucu pahlawan nasional," jelasnya.

Baca Juga: Rizal Ramli sebut model pembangunan infrastruktur Presiden Jokowi mengajak bangkrut

Dalam pandangannya, Yenny dan Anies telah menjadi tokoh yang menggambarkan keberagaman dan keunggulan bangsa.

Namun, pertentangan pendapat ini tak hanya mengenai individu semata. Ia juga membawa kita memasuki arena peperangan ideologis yang mendalam, di mana dinamika politik dan nilai-nilai perubahan saling berhadapan. 

Dalam hal ini, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), adalah tokoh yang sebelumnya dianggap sebagai kandidat paling menonjol sebagai Cawapres Anies Baswedan. Kini, pertanyaan muncul, apakah pergeseran ini akan membentuk keseimbangan baru dalam spektrum politik?

Apapun hasilnya, langkah Yenny Wahid menuju panggung perpolitikan telah menorehkan goresan baru dalam kisah panjang Indonesia. Seperti lembaran-lembaran dalam sebuah novel, tiap tokoh dan peristiwa membingkai alur yang tak terduga, mewarnai dunia dengan keunikan dan warna-warni yang berbeda.

Disclaimer: Artikel ini sudah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "Wasekjen Demokrat Tolak Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies Baswedan: Dia Bagian dari Rezim".***

Editor: Muhlis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah