Istighosah Kubro di Patung Kuda beri dukungan moril kepada MK untuk mengeluarkan keputusan adil

16 April 2024, 20:17 WIB
Refli Harun bersama peserta Istighosah Kubro di Patung Kuda beri dukungan moril kepada MK untuk mengeluarkan keputusan adil /Dok. Jacob Ereste

WartaBulukumba.Com - Dalam kebisingan klakson dan hiruk-pikuk Jakarta, doa dan harapan jemaah Istighosah Kubro bergema.

Di tengah sorot mata publik dan tanggung jawab yang berat, sebuah acara doa bersama, diselenggarakan di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Monas pada Senin siang saat matahari menyengat kepala.

Salah satu peserta aksi yang juga pakar dari Atlantika Nusantara Institute, Jacob Ereste menyatakan bahwa aksi ini tidak sekedar pertemuan.

Baca Juga: Gonjang-ganjing Hak Angket DPR: Menakar kemungkinan pemakzulan Jokowi

"Acara ini adalah manifestasi dari harapan rakyat untuk keadilan dan transparansi dalam putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Pemilihan Presiden 2024 yang dipenuhi kontroversi," jelasnya kepada WartaBulukumba.Com melalui WhatsApp pada Senin.

Jacob Ereste menekankan, Pemilu sebagai pesta demokrasi yang harusnya berjalan adil dan jujur, kali ini tercoreng oleh tuduhan kecurangan.

"Keresahan ini menggugah berbagai elemen masyarakat untuk mengumpulkan doa dan harapan, agar hakim MK dapat bertindak objektif dan adil dalam mengeluarkan keputusannya," terangnya.

Baca Juga: Apa itu Hak Angket, Hak Interpelasi, dan instrumen pengawasan lainnya di DPR?

Acara Istighosah Kubro dimulai pukul 13.00, dan dihiasi dengan kekhusyukan jamaah yang memasuki waktu sholat Azhar.

Refli Harun, dalam orasi singkatnya, menegaskan pentingnya keberanian dan keadilan hakim MK di hadapan ratusan jamaah yang berkumpul. Doa dan asa dipanjatkan agar putusan MK nanti menjadi simbol keadilan yang sesungguhnya.

Berbagai kelompok masyarakat mengambil bagian dalam orasi. Dari Bunda Jatiningsih yang mewakili Aspirasi Emak-emak Indonesia, hingga Ketua Umum Pejuang Syariah Indonesia (PSI) yang menggugah semangat jamaah dengan orasi membara.

Baca Juga: Investigasi Ciberity ungkap server Sirekap KPU berada di RRC, Singapura dan Prancis

Mereka semua menuntut satu hal yang sama: keadilan yang tidak tawar-menawar.

Suasana menjadi semakin menggugah saat diadakan wirid shakran spesial. Di momen ini, jamaah berseru-seru "syuuur" ke arah gedung MK, sebuah aksi simbolis memohon perlindungan dan kekuatan bagi hakim dari segala bentuk tekanan dan intimidasi.

Ustad Jaya, dengan orasinya yang mendalam, mengajak jamaah untuk tidak hanya berhenti di sini, tetapi juga kembali pada Jum’at berikutnya, bertepatan dengan sholat Jum’at bersama, menjelang putusan MK yang akan diumumkan pada 22 April.

"Ini adalah bentuk dukungan kontinu dari masyarakat yang mengharapkan fondasi keadilan yang kuat," tegas Ustad Jaya dalam orasinya.

Tidak hanya di lokasi, dukungan juga ditunjukkan melalui distribusi poster "Kami Rakyat Siap Support" untuk MK, yang mencerminkan solidaritas publik dan dorongan moral kepada majelis hakim yang terdiri dari delapan anggota, tanpa Ketua Anwar Usman. Masyarakat meminta agar keputusan yang diambil berdasarkan hukum dan keadilan, bukan kekuasaan atau tekanan.

Saat senja menutup hari, doa-doa tersebut diharapkan tidak menguap begitu saja; namun menetap sebagai komitmen bersama untuk terus mengawal keadilan, sampai keputusan akhir nanti diumumkan.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler