Sesobek dari lembaran sejarah gerakan literasi di Bulukumba

- 17 Mei 2023, 17:14 WIB
Ilustrasi lapak baca gratis oleh Literasi Satu Atap di Tanete, Bulukumba pada Sabtu, 23 April 2022.
Ilustrasi lapak baca gratis oleh Literasi Satu Atap di Tanete, Bulukumba pada Sabtu, 23 April 2022. /WartaBulukumba.com

Portal berita rca-fm.com dipimpin oleh Alfian Nawawi (sekarang pemred WartaBulukumba.com) sebagai pemimpin redaksi dan Rahmat Yudhistira (sekarang pemred JejakSulsel.com dari jaringan Promedia) sebagai redaktur pelaksana.

Baca Juga: Inilah Bunda Literasi Bulukumba yang baru

Museum Literasi Bulukumba

Tradisi menulis di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan sudah menggeliat sejak dua dekade terakhir.

Momen saat sejumlah pelajar berkunjung ke Museum Literasi Bulukumba di Kucang Pustaka
Momen saat sejumlah pelajar berkunjung ke Museum Literasi Bulukumba di Kucang Pustaka Dok. Basmawati Haris dan Muhammad Akbar

Dimulai dengan tradisi menulis buku-buku karya ilmiah maupun nonfiksi oleh para penulis dan cendekiawan asal Bulukumba sejak era 1970-an.

Di kemudian hari, dikenal istilah 'buku-buku kebulukumbaan' yang  berarti buku-buku yang ditulis oleh orang Bulukumba atau buku yang membahas salah satu sisi Bulukumba meskipun ditulis orang dari luar Bulukumba.

Saat ini, sejumlah 'buku-buku kebulukumban' bisa dibaca di Museum Literasi Bulukumba yang dikelola rumah baca Kucang Pustaka di Desa Bontosunggu.

Museum Literasi Bulukumba diinisiasi oleh Muhammad Akbar dan Alfian Nawawi.

Baca Juga: Melihat Bulukumba dari 'Filsafat Kajang', taman baca yang selalu dirubung anak-anak dusun seusai maghrib

Forum Pustaka Bulukumba

Menjalar-jalar penuh gairah meskipun kadang juga gelisah, gerakan literasi secara kuantitatif dan kulaitatif di Kabupaten Bulukumba serupa jamur di musim hujan.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x