Sabtu Produktif di Bontomatene oleh Literasi Satu Atap kembali mengajak anak-anak keliling dunia

- 10 April 2021, 18:33 WIB
Lapak baca gratis dalam Sabtu Produktif oleh Literasi Satu Atap di Bontomatene, Kelurahan Tanete, Sabtu 10 April 2021.
Lapak baca gratis dalam Sabtu Produktif oleh Literasi Satu Atap di Bontomatene, Kelurahan Tanete, Sabtu 10 April 2021. /WartaBulukumba/Sri Ulfanita

WartaBulukumba - Siang yang meneduhkan, sesekali gerimis menyapa, tetapi tidak mencederai langkah dan niat para pegiat Literasi Satu Atap.

Agenda rutin Sabtu Produktif selalu saja menjadi titik temu mereka. Menjelajahi beberapa desa dan kelurahan di dua Kecamatan, yakni Bulukumpa dan Rilau Ale, di Kabupaten Bulukumba.

Perjalanan kali ini menyusuri jalan yang tak ramah. Sesekali mereka harus turun dari kendaraan roda dua dan menempuh berjalan kaki menuju lokasi. 

Baca Juga: Si jago merah melahap rumah panggung, sepeda motor, dan pabrik tepung di Dusun Empoa

Jalan berlubang dan bebatuan menjadi teman perjalanan yang mengasyikkan. Sapaan warga di sepanjang jalan menjadi pelengkap rasa yang sempurna.

Agenda lapak baca gratis kembali mereka gelar. Titik yang kena giliran adalah Bontomatene, Lingkungan Tanete, Kelurahan Tanete. Salah satu titik yang menjadi bagian perjalanan romantis yang akan lekat dalam ingatan, Sabtu, 10 April 2021.

Anak-anak melingkar memilih-milih buku bacaan yang diboyong Literasi Satu Atap. Suasana semakin meriah saat sesi permainan tradisional. Anak-anak semakin banyak tersedot berkumpul.

Baca Juga: 16 hari pasca vaksin Covid-19, dokter ini meninggal.

"Travelling tidak harus bepergian ke tempat indah atau ke luar negeri kok, tapi kita bisa mewujudkannya dengan membaca. Saya dan beberapa teman menjadikan Sabtu Produktif ini sebagai travelling paling menyenangkan. Kadang hujan mengguyur kami dalam perjalanan, tapi itu kami jadikan sebagai bunga-bunga pergerakan. Di mana-mana bunga selalu indah bukan?" kata Israwaty Samad, founder Pustaka RumPut dengan candaan khasnya.

“Kami di Pustaka RumPut ada beberapa koleksi buku, dan mubazir rasanya ketika buku-buku itu kami hanya nikmati sendiri dan teman-teman juga memiliki koleksi yang beragam, sangat sayang jika hanya dijadikan pajangan. Maka kami memutuskan untuk bergerak mengunjungi dan menyapa adik-adik dan teman-teman di berbagai desa dengan membawa buku-buku kami untuk mereka baca. Intinya, mendekatkan buku pada mereka, karena kami yakin kalau mereka sudah dekat dengan buku, maka cinta terhadap buku itu akan tumbuh,” urainya.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x