Bincang Keren di Kedai Kopi Litera 'Milenial Membangun Peradaban melalui Literasi'

10 Juli 2021, 18:48 WIB
Bincang Keren 'Membangun Peradaban melalui Literasi', di Kedai Kopi Litera, Sabtu 10 Juli 2021. /WartaBulukumba.Com/Sri Ulfanita

WartaBulukumba - Menghimpun pemikiran dan pengetahuan yang terserak, melingkar dalam dialektika, mengumpulkan keping-keping gagasan, meskipun singkat.

Kedai Kopi Litera tempatnya, gerakan Literasi Satu Atap inisiatornya. Dihelat pada ujung pekan, Sabtu sore 10 Juli 2021.

Frasa 'literasi', 'peradaban', dan 'milenial' menjadi keywoard yang urgen dalam temu ide ini. Lantaran kaum milenial dipandang sebagai pelanjut tanggung jawab di masa mendatang terkait peradaban. Menggamit semua aspek, setuju atau tidak setuju, mau atau tidak mau, literasi menjadi poin elementer pada semua bidang.

Penyelenggara diskusi mendapuk Alfian Nawawi dan Suriyandi Asbir sebagai narasumber. Keduanya adalah penulis buku dan pegiat literasi di Kabupaten Bulukumba. Dipandu oleh Arzal Isham, pegiat literasi dari Hamaika Project.

Baca Juga: Neymar mengaku menghargai rakyat Brazil yang mendukung Argentina namun kata-katanya menohok

Diskusi berlangsung cair tanpa sekat meskipun tetap menerapkan prokes yang cukup ketat.

Para peserta diskusi datang dari beberapa pegiat literasi antarkomunitas dan rumah baca. Di antaranya perwakilan Karama Literatur, Pustaka RumPut, Dihyah PROject, Pojok Baca Sokko Bampa 137, dan Pelita Pustaka 137 Baruga Riattang.

Diskusi ini juga dihadiri sejumlah mahasiswa KKN Unhas Makassar yang sedang melaksanakan pengabdian intelektual di Kecamatan Rilau Ale.

Baca Juga: Abu Janda masuk ICU, Ferdinand Hutahaean ajak netizen mendoakan

Beberapa wacana dan formula mengemuka. Bagaimana kesiapan milenial menghadapi realita kekinian terkait gerakan literasi. Bagaimana menghadapi fakta teknologi digital dan merelevansikannya dengan gerakan literasi.

Sebagaimana yang dipaparkan Alfian Nawawi ihwal eksistensi buku di masa depan sebagai piranti utama bagi teks.

"Di masa depan, dan tidak lama lagi waktunya, buku akan menjadi barang mewah. Buku berhenti dicetak, persoalan lingkungan mengakibatkan kertas berhenti diproduksi. Penerbit buku dan toko buku konvensional yang masih bisa kita lihat hari ini nanti akan beralih semua ke digital. pertanyaannya adalah, siapkah milenial hari ini menyelaraskan itu yang waktunya tak lama lagi?" urai Alfian Nawawi.

Baca Juga: China ternyata sedang mengembangkan 71 vaksin Covid-19

Dengan menghelat tema "Millenial Membangun Peradaban melalui Literasi", tiga lelaki, Alfian Nawawi dan Suriyandi Asbir bersama para peserta menguak bagaimana formula milenial membangun peradaban melalui literasi.

“Memilih lokasi Kedai Kopi Litera, karena tempat tersebut sangat mendukung untuk kegiatan berliterasi. Konsep dari kedai ini memang pas bukan hanya untuk nongkrong tapi untuk belajar” tutur Suriyandi.

Ia juga menandaskan bahwa diskusi semacam ini harus terus dibangun secara kontinyu dan millenial bisa menjadi bagian dari acara-acara seperti ini.

Baca Juga: Api menghabiskan rumah milik tukang becak motor di Batuppi, anaknya kena luka bakar

Sesi akhir diskusi ini juga sempat mendaulat beberapa pemerhati dan pegiat literasi lainnya, salah satunya adalah Ustad Jawil Jawasang. Muballigh ini menuangkan perspektif literasi dari wilayah ajaran agama Islam.

"Literasi adalah materi dakwah pertama yang sangat elementer. 'Iqra Bismirabbika' yang menyuruh manusia untuk 'membaca' adalah ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW," urainya.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler