Imbas lainnya menurut Rizal Ramli, ibu kota baru di tempat seperti Kalimantan Timur akan membuat pejabat kian merasa nyaman lantaran 'sulit didemo'.
"Kalau Presidennya terpilih dari situ, mereka tidak takut, karena kalau di Jakarta mereka bisa didemo dari rakyat biasa hingga mahasiswa. Kalau ibu kotanya di Kalimantan Timur, siapa yang mau demo? Rakyat mau mengeluh pun enggak bisa," ujarnya.
Ekonom ini pun lantas membuat perbandingan dengan sistem kerajaan pada zaman dahulu.
"Kalau kerajaan dulu diatur dari ibu kota tersebut, tapi mereka tidak bisa dituntut di situ," bebernya.
Baca Juga: Rizal Ramli sebut JKW tak berani pada SMI, siapa tokoh yang dia maksud?
Ruang perdebatan terkait pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur kini masih meruyak.
Salah satu yang paling sering mengemuka yaitu faktor finansial dan segi historis yang saling bertatut.
"Ini topik yang sensitif, yang pindahkan ibukota negara ada banyak, ada yang berhasil ada yang tidak berhasil," tutur Rizal Ramli.
Menurutnya negara yang tidak berhasil karena jarak antara ibu kota negara lama dengan yang baru terlalu jauh.
Berkaca pada negara Brazil, yang memindahkan ibu kotanya dari Rio de Jenairo ke Brazilian City.