Gatot Nurmantyo vs Letjen Dudung, isu komunis menerpa TNI

- 28 September 2021, 18:27 WIB
Diorama Penumpasan G30S PKI Hilang dari Museum Kostrad. Gatot Nurmantyo mengungkapkan, dari hilangnya dua patung tersebut, ada indikasi upaya menghilangkan sejarah bagaimana para pemimpin saat itu melawan pemberontak PKI.
Diorama Penumpasan G30S PKI Hilang dari Museum Kostrad. Gatot Nurmantyo mengungkapkan, dari hilangnya dua patung tersebut, ada indikasi upaya menghilangkan sejarah bagaimana para pemimpin saat itu melawan pemberontak PKI. /Instagram.com/@nurmantyo_gatot

Alasan diambilnya kembali patung tersebut dari museum adalah bahwa AY Nasution takut akan dosa membuat patung.

Baca Juga: Guru Besar UI meminta Pemerintah RI segera kerahkan kapal mengamankan Laut Natuna Utara

“Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya," kata Letjen Dudung dalam pernyataannya.

Di Markas Kostrad tersebut kata Gatot, terdapat museum yang menggambarkan ruang kerja Soeharto saat merapatkan penupasan gerakan PKI di tahun 1965.

Di dalam Museum Darma Bhakti Kostrad, kata Gatot ada patung Soeharto, Sarwo Edhi pemimpin pasukan Parako yang kini bernama Kopassus.

Dikutip dari Seputartangsel.pikiran-rakyat.com, Selasa, Direktur Amnesty Internasional Indonesia, Usmad Hamid 'menguliahi' Gatot Nurmantyo soal isu PKI.

Baca Juga: Genting! Ribuan kapal China dan Vietnam bahkan AS mengepung Laut Natuna Utara

Dalam video yang bertajuk 'Siapa Mau Nobar Film G30S PKI?' dalam sebuah acara berjudul 'Rosi' yang tayang di salah satu stasiun televisi nasional pada 28 September 2018 lalu, Usmad Hamid membantah pernyaatan Gatot Nurmantyo yang kerap mengaitkan pemberhentian film PKI didalangi oleh PKI.

Usman Hamid mengungkapkan ada dua hal yang harus diluruskan mengenai pernyataan Gatot Nurmantyo, yaitu tentang film G 30 S PKI dan paham Komunisme atau Marxisme.

"Sebenarnya ada dua hal ini ya, yang pertama tentang film G 30 S PKI yang disebut sebagai pengkhianatan, yang kedua tentang paham dari komunisme atau paham marxisme itu sendiri," kata Usman.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah