Gatot Nurmantyo vs Letjen Dudung, isu komunis menerpa TNI

- 28 September 2021, 18:27 WIB
Diorama Penumpasan G30S PKI Hilang dari Museum Kostrad. Gatot Nurmantyo mengungkapkan, dari hilangnya dua patung tersebut, ada indikasi upaya menghilangkan sejarah bagaimana para pemimpin saat itu melawan pemberontak PKI.
Diorama Penumpasan G30S PKI Hilang dari Museum Kostrad. Gatot Nurmantyo mengungkapkan, dari hilangnya dua patung tersebut, ada indikasi upaya menghilangkan sejarah bagaimana para pemimpin saat itu melawan pemberontak PKI. /Instagram.com/@nurmantyo_gatot

Pasalnya, Museum Dharma Bakti tersebut terletak di area Markas Kostrad, Jakarta Pusat.

Diketahui, ada tiga buah patung yang hilang. Pertama, Patung Presiden kedua RI Soeharto, patung Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Prabowo, dan terakhir patung Jenderal AH Nasution.

Baca Juga: Tugu Sepatu di DKI Jakarta, seni instalasi vs vandalisme

Sindiran itu disampaikan Fadli Zon melalui akun media sosial Twitter miliknya @fadlizon pada Selasa, 28 September 2021.

“Setelah baliho, kini patung” sindir Fadli Zon melalui akun Twitter-nya pada Selasa, 28 September 2021.

Politikus Partai Gerindra itu pun mengatakan bahwa benda museum tidak bisa seenaknya diambil kecuali atas perintah atasan.

“Tidak bisa benda museum seenaknya diangkut atas permintaan seseorang. Apalagi menyangkut tonggak sejarah penting bangsa kita," paparnya.

Baca Juga: Agar tak ada lagi Gabriela-Gabriela lainnya, Puan minta TNI tumpas habis teroris KKB di Papua

Fadli Zon pun kemudian menyatakan sepakat dengan dugaan mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo.

Tuduhan yang dilayangkan Gatot Nurmantyo pun kemudian dibantah Letjen Dudung Abdurachman selaku Pangkostrad. Dudung menyatakan bahwa Letjen TNI (purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai orang yang memprakarsai patung tersebut, kini diambil kembali.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah