Pernyataan sikap Forum Pemred PRMN: 'Kami menyebutnya penjajah dan genosida'

4 November 2023, 14:24 WIB
Forum Pemred PRMN dukung kebebasan Palestina dari penjajahan dan genosida /Dok. PRMN

WartaBulukumba.Com - Zionis Israel telah lama mewarnai sejarah Palestina dengan catatan kebrutalannya yang semakin hari semakin biadab. Sebuah contoh nyata dari fakta kekejian genosida yang tak berkesudahan ini adalah serangan terbaru di kamp pengungsi Jabalia. Peristiwa ini terjadi dalam dua hari berturut-turut, dari Selasa, 31 Oktober 2023, hingga Rabu, 1 November 2023.

Alasannya? Diklaim ada komandan Hamas di sana, tetapi yang sebenarnya terjadi adalah nasib tragis bagi hampir 200 orang yang tewas dan hampir 800 orang lainnya yang terluka.

Anak-Anak: Korban Utama

Yang paling memilukan adalah jumlah warga Palestina yang kehilangan nyawa akibat kebrutalan ini. Hingga Jumat, 3 November 2023, sudah ada 9.061 orang yang syahid.

Baca Juga: Fatwa Persatuan Ulama Muslim Internasional IUMS: 'Intervensi militer selamatkan Gaza wajib secara syariah'

Terlebih tragis adalah kenyataan bahwa 40 persen dari korban tewas adalah anak-anak, sebanyak 3.195 orang. Jumlah ini, menurut organisasi Save The Children, telah melampaui jumlah anak yang terbunuh dalam zona konflik di seluruh dunia setiap tahunnya sejak 2019. Jumlah korban terus bertambah, dengan lebih dari 1.000 anak-anak dilaporkan hilang di Gaza.

Krisis Kemanusiaan yang Luar Biasa

Sangat mengkhawatirkan melihat bagaimana jumlah anak-anak yang tewas di Gaza akibat keganasan Israel melebihi jumlah korban anak di banyak negara yang terlibat dalam konflik bersenjata selama tiga tahun terakhir.

Data dari Sekretaris Jenderal PBB tentang Anak-anak dan Konflik Bersenjata menunjukkan bahwa pada tahun 2022, terdapat 2.985 anak yang tewas di 24 negara. Angka ini meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dari 2.515 anak pada tahun 2021, 2.674 anak pada tahun 2020, dan 4.019 anak pada tahun 2019.

Baca Juga: Simbol semangka Palestina sudah digunakan sejak tahun 1967 setelah Perang Enam Hari

Suara Kemanusiaan

Direktur Save The Children, Jason Lee, memberikan komentar yang sangat mengharukan tentang situasi ini. Ia menekankan bahwa kekerasan yang berlangsung selama tiga pekan telah merenggut anak-anak dari keluarga mereka dan menghancurkan hidup mereka dengan sangat cepat.

Ia menegaskan bahwa gencatan senjata adalah sebuah keharusan yang harus ditegakkan. Selain itu, ia mengajak komunitas internasional untuk mendahulukan kepentingan manusia di atas politik yang tak berarti.

Baca Juga: Viral video Imam Besar Masjid Al Aqsa menyerukan jihad melawan Zionis

Tangisan Rakyat Palestina

Kisah-kisah tragis ini terus menyentuh hati kita. Mereka mengingatkan kita pada perjuangan yang luar biasa yang dihadapi oleh rakyat Palestina. Kisah Razan al Najjar, seorang perawat yang tewas saat memberikan pertolongan pertama kepada demonstran di perbatasan Gaza pada 1 Juni 2018, adalah bukti keberanian dan dedikasi mereka. Tembakan mematikan mengubah rompi putih dengan lambang palang merah menjadi merah oleh darah Razan.

Kisah Mohammed al Durrah, seorang anak berusia 12 tahun yang meninggal di pelukan ayahnya akibat tembakan tentara Israel pada tahun 2000, menjadi simbol penderitaan rakyat Palestina. Video yang merekam detik-detik kematian Durrah mengingatkan dunia atas penderitaan yang terus berlanjut.

Terakhir, kita ingat Izz al Din al Sammak, seorang difabel berusia 13 tahun yang gugur dalam serangan udara di Gaza pada 10 Oktober 2023. Ia tidak bisa berbicara, berjalan, atau mendengar, tetapi dia juga menjadi salah satu korban dari kekejaman penjajah Israel.

Pesan Kemanusiaan

Mereka semua adalah manusia-manusia yang memiliki harapan, mimpi, keluarga, dan hak-hak yang sama seperti kita. Mereka tidak pantas menderita perlakuan yang tidak manusiawi ini. Semua manusia memiliki hak atas kebebasan, kedamaian, dan keadilan.

Semasa manusia, kepedulian dan empati terhadap rakyat Palestina adalah kewajiban kita. Mendukung perjuangan mereka untuk merdeka dan berdaulat adalah suatu keharusan. Tindakan brutal Israel yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia harus dikecam oleh seluruh dunia.

Indonesia: Suara Kemanusiaan

Indonesia telah dengan tegas menyuarakan keprihatinannya terhadap situasi ini. Dalam Sidang Majelis Umum PBB tentang Palestina pada Kamis, 26 Oktober 2023, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan pentingnya menjaga nyawa warga sipil dan meminta agar bantuan kemanusiaan dapat mencapai Gaza tanpa gangguan.

Dalam kondisi seperti ini, setiap detik benar-benar sangat berharga. Semoga dunia dapat bersatu untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.

Pernyataan Sikap Forum Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat Media Network

Menyikapi situasi di atas, Forum Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat Media Network tidak bisa lagi bersikap netral. Forum Pemred PRMN perlu menyatakan keberpihakannya terhadap Palestina.

Sesuai kapasitasnya sebagai media massa, yang ada di garis depan penyebaran informasi, keberpihakan itu kami tampilkan dalam bentuk-bentuk di bawah ini

  1. Penggunaan kata ‘penjajah’ yang disandingkan dengan kata ‘Israel’ dalam konten yang dipublikasikan.
  2. Memakai istilah ‘genosida’ serta ‘pembantaian’ untuk apa yang terjadi di Palestina dalam konten yang dipublikasikan.
  3. Menyampaikan berita situasi di Palestina yang berimbang dan menghindari narasi tunggal dari media-media dari negara pendukung penjajah Israel
  4. Mendukung penuh langkah pemerintah Indonesia di tingkat internasional dalam memperjuangkan perdamaian dan bantuan kemanusiaan.

Desakan kepada penjajah Israel untuk menghentikan segala agresi dan kekerasan harus terus digaungkan. Segala doa dipanjatkan untuk mewujudkan solusi damai dan permanen. Inilah sikap kita, sebagai manusia yang beradab.

Dan Brown berkata dalam Inferno, “Tempat terlaknat di neraka telah disiapkan bagi mereka yang tetap bersikap netral ketika krisis moral melanda.”***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler