Dirut Pertamina didesak mundur oleh FSPPB, inilah sejumlah fakta terkait Nicke Widyawati

23 Desember 2021, 19:00 WIB
Dirut Pertamina Nicke Widyawati /Instagram.com/@nicke_widyawati

WartaBulukumba - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) mendesak Menteri BUMN, Erick Tohir untuk melakukan pencopotan jabatan kepada Dirut Pertamina, Nicke Widyawati.

Dikutip dari Kabartegal.pikiran-rakyat.com, Rabu 22 Desember 2021, Kepala Bidang Media FSPPB Kapten Marcellus Hakeng Jayawibawa mengaku telah mengirimkan surat kepada Manajemen Pertamina dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pada tanggal 20 Desember terkait dengan rencana aksi mogok kerja tersebut.

Surat tersebut sudah ditembuskan kepada Erick Tohir. Ada lima alasan yang membuat serikat pekerja akan melakukan aksi mogok kerja.

Baca Juga: Syuting sinetron 'Terpaksa Menikahi Tuan Muda' di Semeru, warga setempat geram

Pertama, tidak tercapainya kesepakatan untuk melakukan perjanjian kerja bersama (PKB) di Perusahaan.

Kedua, pengusaha dan pekerja yang diwakili oleh FSPPB gagal melakukan perundingan.

Ketiga, tidak ada etikat baik dari Nicke untuk membangun hubungan kerja yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan.

Baca Juga: Kronologi Muktamar NU ricuh di Lampung Tengah

Keempat, manajemen tidak merespons upaya damai yang ditempuh oleh FSPPB.

Kelima, Erick mengabaikan permintaan serikat pekerja untuk mengganti pimpinan Pertamina. Manajemen juga disebut tidak menjalankan isi PKB dimana salah satunya terkait dengan kesejahteraan karyawan.

Kemudian Manajemn Pertamina secara tiba-tiba mengeluarkan surat keputusan pemotongan gaji karyawan. 

Baca Juga: Joki vaksin di Pinrang Sulsel dibayar Rp800 ribu, dr Tirta singgung soal verifikasi data

"Ketika kami mencoba mengingatkan hal tersebut, ruang komunikasi menjadi sangat tidak cukup. Apa yang kami persoalkan tidak dapat tersampaikan dengan baik ke direksi,’’ kata Hakeng.

Sebenarnya pekerja telah memahami situasi yang perusahaan yang ada ditengah pandemi COVID-19. Namun anehnya pemotongan gaji dilakukan justru ketika perusahaan membukukan kinerja positif.

"Kenyataannya, terang-terangan mendapat keuntungan luar biasa,"’ jelas Hakeng.

Pekerja pun sempat bertanya, mengapa penghasilannya dikurangi saat manajemen direksi mengatakan kepada publik bahwa kinerja pekerjanya luar biasa baik.

Baca Juga: 400 PNS di Jawa Barat telah diganti robot AI, begini cara kerja artificial Intelligence

Mengutip laman resmi Pertamina, laba bersih yang didapatkan sebesar US$183 juta atau setara dengan 2,6 triliun pada semester I 2021.

Angka tersebut berbanding terbalik dengan laba yang didapatkan di tahun lalu yang mengalami kerugian sebesar US$ 768 juta.

Direksi tetap mendapatkan hak dalam PKB secara utuh, sementara hak pekerja dikurangi dengan alasan adanya pandemic COVID-19.

"Jika hak pekerja tidak bisa dipenuhi, hak dalam PKB tidak dapat dipenuhi karena COVID-19, tidak apa-apa. Tapi direksi juga harus mendapat perlakuan yang sama, ya kami tidak menuntut,’’ ungkap Hakeng.

Baca Juga: Habib Bahar Smith dalam pusaran kecaman, istilah 'Jenderal Baliho' juga melejit

Sementara itu Arief Poyuono menduga ada motif politik dan kepentingan dari para mafia migas yang ingin menjatuhkan Nicke Widyawati dari jabatan Dirut Pertamina.

Dikutip dari Arahkata.pikiran-rakyat.com, Rabu, Arief menilai bahwa dipastikan ada pesanan orang yang memiliki kepentingan untuk menggantikan Nicke Widyawati.

"Kalau saya melihat aksi ini untuk membuat kekacauan di Indonesia jelang Natal dan tahun Baru (NATARU),” kata Arief, Selasa, 21 Desember 2021.

Menurut tokoh buruh nasional ini menjelaskan, bahwa sebaiknya para buruh Pertamina itu tidak perlu melakukan aksi demo dan menuntut Dirut Pertamina Nicke Widyawati untuk mundur dari jabatannya. Karena hal ini dapat diselesaikan secara dialog.

Siapakah Nicke Widyawati?

Terlepas dari tuntutan FSPPB, sda sejumlah fakta mengejutkan terkait sosok Nicke Widyawati.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-rakyat.com  pada 11 Oktober 2021, Nicke Widyawati menempati peringkat 17 dari 100 perempuan paling berpengaruh di dunia. Ia mendapat gelar itu dari Majalah Fortune. 

Dia wanita yang memimpin perusahaan BUMN penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia, Direktur Utama PT Pertamina (Persero).

Nicke Widyawati dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 11 Oktober 2021, mengatakan, bahwa hal ini menjadi bukti bahwa kepercayaan secara internasional sangat besar kepada Pertamina.

Baca Juga: 21 anggota KKB dari Kampung Ambaidiru Papua mencium Merah Putih

“Pengakuan ini merupakan bukti nyata besarnya kepercayaan internasional terhadap Pertamina yang terus bergerak mengantisipasi transisi energi,” kata Nicke Widyawati.

Nicke Widyawat terpilih bersama sejumlah CEO global, di antaranya CEO GlaxoSmithKline, Emma Walmsley peringkat pertama, CEO Ping An Group, Jessica Tan peringkat kedua, CEO Banco Santander Ana Botin peringkat ketiga, dan CEO Macquarie Group Ltd Shemara R Wikramanayake peringkat keempat.

Di bawah Nicke, ada President Global Foods & Refreshment Unilever Hanneke Faber peringkat ke-23, CEO Norsk Hydro Hilde Merete Aasheim peringkat ke-24, CEO P&G Alexandra Keith peringkat ke-37, dan CEO OCBC NISP Helen Wong peringkat ke-41.

Majalah Fortune Internasional mengakui prestasi Nicke Widyawati, sebagai pimpinan tertinggi perusahaan energi di Indonesia, yang telah terbukti dengan kemampuannya melewati tantangan triple shock.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler