Syuting sinetron 'Terpaksa Menikahi Tuan Muda' di Semeru, warga setempat geram

23 Desember 2021, 15:02 WIB
Syuting sinetron TMTM (Terpaksa Menikahi Tuan Muda) di lokasi pengungsian warga Lumajang mendapat kecaman dan seruan boikot dari relawan Semeru /Tangkapan layar Instagram.com/@net2netnews

WartaBulukumba - Tenda-tenda pengungsi masih berjejer di sana. Bencana alam erupsi Semeru masih sisakan duka.

Sebuah syuting sinetron di lokasi pengungsian korban erupsi Gunung Semeru pun panen kecaman.

Sejumlah warga setempat merasa geram atas aksi para kru dan pemain sinetron Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM) yang tayang di ANTV itu.

Baca Juga: Kronologi Muktamar NU ricuh di Lampung Tengah

Dilansir WartaBulukumba.com dari PMJ News, kontroversi ini muncul dari akun Instagram @lumajang.ku yang merekam kegiatan syuting sinetron tersebut.

Dalam adegan tampak dua orang pemeran tengah berada di tempat yang terlihat seperti pusat pengungsian.

Dalam beberapa slide di dalam postingan itu mereka menuliskan kejadian miris dan ajakan untuk memboikot sinetron yang dibintangi oleh Chris Laurent dan Alisia Rininta tersebut.

Baca Juga: Joki vaksin di Pinrang Sulsel dibayar Rp800 ribu, dr Tirta singgung soal verifikasi data

"Lumajang masih dalam suasana berkabung. Mayat saudara-saudara kita yang terkubur material Semeru masih dalam harapan bisa ditemukan. Tim Anda datang ke pengungsian hanya untuk shooting film. Ditambah lagi aktor dan aktrisnya beradegan pelukan di depan anak-anak. Sungguh sangat menyakiti hati kami," demikian tertulis di dalam sebuah poster yang diunggah di akun @lumajang.ku. Poster tersebut menyerukan untuk melakukan boikot terhadap sinetron Terpaksa Menikahi Tuan Muda.

Ramainya permasalahan ini menuai kritikan dari Komisi VIII DPR RI. Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mendesak agar hasil syuting di area pengungsian korban erupsi Semeru tidak ditayangkan.

"Tidak layak dan tidak manusiawi karena lokasi bencana dijadikan tempat syuting dan lain-lainnya. Kita minta itu tidak perlu ditayangkan, karena sudah menyakiti orang banyak. Kalau ditayangkan, diboikot saja, nggak usah ditonton," kata Yandri kepada wartawan, Kamis 23 Desember 2021.

Baca Juga: Inilah masakan jengkol resep Bung Karno 'Mustikarasa' buatan Ridwan Kamil di Peringatan Hari Ibu

Yandri juga meminta lembaga-lembaga berwenang, seperti Pemkab Lumajang dan Satgas Tanggap Bencana Semeru, lebih selektif terhadap masyarakat selain pengungsi yang beraktivitas di lokasi pengungsian.

"Dan kita minta para pihak, apa itu pemda, kementerian/lembaga, yang fokus menangani situasi kebencanaan, harus lebih selektif orang-orang yang memang melakukan aktivitas di lokasi pengungsian, sehingga tidak mencederai rasa perasaan pengungsi. Jadi ini penting ke depan menjadi pembelajaran yang sangat berharga, jangan diulangi lagi," papar Yandri.

Terkait syuting tersebut, pihak production house (PH) mengaku sudah mendapat izin dari Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan berkoordinasi dengan Satgas Tanggap Bencana Semeru.

Baca Juga: Densus 88 Polri kembali bekuk dua terduga teroris di Kalteng dan Kalsel

Namun, menurut Satgas, pihak PH tidak berkoordinasi dan langsung menggelar syuting.***

Editor: Nurfathana S

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler