Kronologi lahirnya bayi dengan leher terputus di RSUD Bulukumba

11 Mei 2022, 17:46 WIB
Ilustrasi bayi baru lahir /(Foto: Pixabay/Pictures_With_Impact)

WartaBulukumba - Wajah sedih semburat di wajah ayah sang bayi malang di Bulukumba.

Ayah bayi itu, Harbi (27) menuturkan bahwa awalnya istrinya dilarikan ke Puskesmas di Bontobangun, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Tenaga medis puskesmas meminta agar pasien dirujuk ke RSUD Sultan Daeng Raja Bulukumba. Lau ibu si bayi pun dirujuk pada Sabtu malam.

Baca Juga: Bayi lahir di RSUD Bulukumba dengan kondisi leher terputus, begini klarifikasi pihak rumah sakit

Ibu bayi tersebut bernama Mutmainnah, warga Dusun Katangka, Desa Karama.

"Awalnya saya meminta dirujuk ke klinik. Tapi, pihak Puskesmas menyampaikan bahwa ke RSUD saja, karena sudah ada dokter menunggu," kata Hasbi kepada awak media pada Rabu, 11 Mei 2022.

Hasbi harus menelan kekecewaan sesaat setelah tiba di RSUD. Ternyata dokter tidak ada. Penjelasan yang dia peroleh, dokter baru masuk dinas atau bekerja pada Ahad malam. 

Baca Juga: Innalillah, bayi meninggal di RSUD Bulukumba dengan kondisi leher terputus

"Ternyata di RSUD tidak ada dokter, karena malam itu, adalah malam Minggu dan hari Minggu juga belum ada dokter. Nanti Senin malam, baru ada dokternya,"jelasnya. 

Dia mengaku, saat istrinya dirujuk ke RSUD Bulukumba kondisi bayinya dalam keadaan baik-baik saja. Tetapi, ketika dokter memeriksa istrinya, malah dinyatakan bayi dalam kandungannya itu sudah tak bernyawa. Hasbi pun meminta agar dokter segera menyelamatkan istrinya tersebut.

"Saya meminta agar operasi, tapi dokter itu meminta dilakukan persalinan normal. Jadi istri saya bersalin normal," jelasnya.

Baca Juga: Layanan jemput bola Dukcapil Bulukumba melibatkan Duta Anak

Humas Pemkab Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad menjelaskan bahwa pasien dirujuk bukan untuk tindakan persalinan, karena indikasinya tidak ada.

"Juga karena memang belum waktunya persalinan karena jadwalnya sekitar tanggal 4 Mei 2022. Namun dalam perkembangannya statusnya menjadi kasus kematian janin dalam rahim (KJDR) setelah dipastikan melalui USG pada malam Senin," jelasnya saat dikonfirmasi oleh WartaBulukumba.com pada Rabu, 11 Mei 2022.

Saat ditanya apakah penanganan medis sudah sesuai prosedural, Andi Ayatullah mengatkan bahwa penanganan sudah sesuai prosedur, termasuk ketika diputuskan melahirkan normal setelah bayi meninggal dalam rahim untuk menyelamatkan ibu bayi.

Baca Juga: Bupati Bulukumba: 'Tarif pajak saat ini sudah tidak sesuai'

"Dokter jaga ada standby 24 jam di IGD. Namun memang dokter spesialisnya tidak ada, namun tetap konsultasi on call dengan dokter bersangkutan. Karena tidak ada tanda tanda emergenci saat masuk IGD maka dilakukan observasi tanda tanda vital serta dengan melakukan perawatan di kamar bersalin," terangnya.

"Jadi persalinan itu dilakukan setelah bayi meninggal dengan resiko leher mengalami robek makanya dijahit karena bayi meninggal sudah rapuh dan dalam proses pembusukan," tandas Andi Ayatullah.

Sebelumnya, pihak keluarga bayi yang malang itu menjelaskan bahwa kondisi bayi yang sudah tak bernyawa itu penuh jahitan dari leher hingga lengan.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler