Hamas bukan satu-satunya kelompok pejuang yang melawan Zionis! Inilah 5 milisi perlawanan di Palestina

- 12 November 2023, 23:14 WIB
Inilah 5 milisi perlawanan di Palestina. Dari kanan ke kiri: Brigade Izzudin Al Qassam (Hamas), Brigade Saraya Al Quds (JIP), Brigade Abu Ali Mustafa (FPLP), Brigade Syuhada Al-Aqsa (Fatah), dan Brigade Nasir Salahuddin (CRP).
Inilah 5 milisi perlawanan di Palestina. Dari kanan ke kiri: Brigade Izzudin Al Qassam (Hamas), Brigade Saraya Al Quds (JIP), Brigade Abu Ali Mustafa (FPLP), Brigade Syuhada Al-Aqsa (Fatah), dan Brigade Nasir Salahuddin (CRP). /X.com/@IATeam

WartaBulukumba.Com - Inilah 5 milisi perlawanan di Palestina. Mereka sudah lama lahir di Gaza dan Tepi Barat dengan tempaan penjajahan, penderitaan, hingga pertempuran. Di bawah langit biru gurun yang panas, dalam pakaian yang kerap terlihat sudah usang, di tengah debu dan pasir, wajah para pejuang Palestina itu kebanyakan ditutup kain atau kafiyeh. Hanya sorot mata tajam menembus ke depan.

Namun selalu menyebar aura heroik. Akan selalu mengingatkan bangsa apa pun yang memiliki sejarah pernah dijajah bangsa lain. Jika melihat para pejuang Palestina dari faksi mana pun, bagi orang Indonesia misalnya, maka bisa membawanya kembali ke sejarah perang merebut hingga mempertahankan kemerdekaan.

Di Palestina hari ini ada 5 milisi perlawanan. Mereka adalah Brigade Izzudin Al Qassam (Hamas), Brigade Saraya Al Quds (JIP), Brigade Abu Ali Mustafa (FPLP), Brigade Syuhada Al-Aqsa (Fatah), dan Brigade Nasir Salahuddin (CRP).

Baca Juga: Mengenal Hamas di Palestina: Sunni atau Syiah? Ini metode perjuangan mereka melawan Zionis

Untuk menyelami sejarah berdirinya milisi-milisi ini, kita bisa menengok melalui buku "Gerilyawan-Gerilyawan Militan Islam" yang ditulis Nando Baskara, terbit tahun 2009 oleh Penerbit Narasi.

Ihwal sepak terjang mereka juga bisa disimak dalam "The Palestinian Strategic Report 2006" yang diterbitkan oleh al-Zaytouna Centre for Studies & Consultations, editor: Mohsen M. Saleh. Laporan ini merupakan hasil kerja tim besar yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dan spesialis terkait; editor dan konsultan. Laporan ini diterbitkan dalam versi bahasa Arab dan Inggris.

Referensi ini merupakan Laporan Strategis Palestina sebagai laporan tahunan yang sangat akademis yang mengevaluasi situasi Palestina. Laporan ini secara cermat mempelajari perkembangan berbagai aspek isu Palestina, yaitu urusan politik internal, perkembangan ekonomi, indikator demografis, posisi Arab, Islam, dan internasional, serta sikap dan kebijakan Zionis, semuanya dalam konteks akademis yang terdokumentasi dengan baik dan didukung oleh data statistik terbaru.

Sebelum mengenal mereka lebih jauh, kita akan melihat dulu seperti apa sekilas Gaza dan Tepi Barat, dua wilayah yang terlibat dalam huru hara yang kompleks di Timur Tengah, memiliki konteks geografis yang memainkan peran penting dalam dinamika politik dan sosial mereka.

Baca Juga: Dengan harta dan pikirannya, Mohamed Ali Eltaher saudagar Palestina membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia

Gaza, sebuah jalur sempit yang terletak di pesisir Mediterania, dikelilingi oleh wilayah pemukim haram penjajah 'Israel' di sebelah utara dan timur serta Mesir di sebelah barat. Dengan luas yang terbatas, kondisi geografisnya membuatnya rentan terhadap blokade dan kendala logistik. Meskipun memiliki garis pantai yang indah, kehidupan sehari-hari penduduk Gaza telah dipengaruhi oleh genosida dan blokade berkepanjangan, seringkali terbatasnya akses ke sumber daya dan layanan dasar.

Tepi Barat, wilayah yang lebih besar dan beragam, terletak di sebelah timur wilayah yang diduduki penjajah 'Israel'. Terdiri dari dataran tinggi, lembah, dan perbukitan, Tepi Barat memiliki topografi yang beragam. Namun, status politiknya yang kompleks, dengan sejumlah wilayah yang dikelola oleh Otoritas Palestina dan lainnya di bawah kontrol langsung penjajah 'Israel', menciptakan tantangan tersendiri. Pembangunan infrastruktur dan kehidupan sehari-hari penduduk di Tepi Barat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor politik dan keamanan.

Situasi geografis keduanya memainkan peran dalam menentukan dinamika perjuangan kemerdekaan. Meskipun terdapat perbedaan signifikan, kedua wilayah ini terus menjadi fokus perhatian global dalam upaya mencapai stabilitas.

Baca Juga: Sejarah awal mula Zionis merampas Negeri Palestina

1. Brigade Izzudin Al Qassam (Hamas)

Brigade Izzuddin al-Qassam atau Batalyon syahid Izzuddin al-Qassam, juga dieja Izzedine atau Ezzedeen Al-Qassam Brigades; sering disingkat Brigade Al-Qassam, IQB  atau EQB dinamai Izzuddin al-Qassam, adalah sayap militer organisasi Palestina Hamas. Saat ini dipimpin oleh Mohammed Deif dan wakilnya, Marwan Issa, IQB adalah kelompok terbesar dan terlengkap yang beroperasi di Gaza saat ini.

Didirikan pada pertengahan tahun 1991, organisasi ini pada saat itu berkepentingan untuk menghalangi perundingan Perjanjian Oslo.  Dari tahun 1994 hingga 2000, Brigade Al Qassam mengaku bertanggung jawab melakukan sejumlah serangan terhadap warga pemukim haram 'Israel'.

Pada awal Intifada Kedua, kelompok ini menjadi sasaran utama Israel. Kekuatan kelompok tersebut dan kemampuannya untuk melakukan serangan yang kompleks dan mematikan mengejutkan banyak pengamat. Brigade Al Qassam mengoperasikan beberapa sel di Tepi Barat, namun sebagian besar dari mereka dihancurkan pada tahun 2004 menyusul sejumlah operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di wilayah tersebut. 

Sebaliknya, Hamas tetap mempertahankan kehadirannya yang kuat di Jalur Gaza, secara umum dianggap sebagai benteng pertahanannya. Yahya Sinwar, pemimpin politik Hamas di Jalur Gaza sejak Februari 2017, adalah pemimpin militer di Brigade di Gaza.

Nama dan sosok Abu Ubaidah, juru bicara Hamas, sangat fenomenal, terutama ketika Operasi Badai Al Aqsa di wilayah Palestina yang diduduki Zionis pada 7 Oktober 2023, dan perlawanan sengit Al Qassam Hamas terhadap Zionis 'Israel' yang melakukan operasi serangan darat ke Gaza.

2. Brigade Saraya Al Quds (JIP)

Gerakan Jihad Islam di Palestina, Harakat al-Jihād al-Islāmi fi Filastīn, yang lebih dikenal sebagai Jihad Islam Palestina (PIJ), adalah organisasi paramiliter Islam Palestina yang dibentuk pada tahun 1981.

PIJ terbentuk sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin dan secara ideologis dipengaruhi oleh rezim Islam di Iran saat pembentukannya. Organisasi ini menjadi anggota Aliansi Pasukan Palestina, yang menolak Perjanjian Oslo dan memiliki tujuan untuk mendirikan negara Palestina yang berdaulat dan berbasis Islam. PIJ mendorong penghancuran militer Israel dan menolak solusi dua negara. Dukungan keuangan organisasi ini secara historis berasal terutama dari Suriah dan Hezbollah. Sejak tahun 2014, kekuatan PIJ terus meningkat dengan dukungan dana dari Iran.

Sayap bersenjata PIJ adalah Brigade Al-Quds (juga dikenal sebagai "Saraya"), yang juga dibentuk pada tahun 1981, dan aktif di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan basis utama di kota-kota Hebron dan Jenin di Tepi Barat.

Operasinya disebut-sebut kerap melibatkan bom bunuh diri, serangan terhadap warga sipil Israel, serta penembakan roket ke Israel. PIJ telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Britania Raya,Jepang, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Israel.

Bagaimana memahami semangat Hamas dalam perang membebaskan Palestina? Kita agaknya bisa dibantu buku "A History of Palestinian Islamic Jihad Faith, Awareness, and Revolution in the Middle East" oleh Erik Skare, diterbitkan tahun 2021 oleh Penerbit Cambridge University Press.

Jihad Islam Palestina (PIJ) adalah salah satu faksi bersenjata Palestina yang paling penting namun paling kurang dipahami, baik dari segi sejarah maupun ideologinya. Diberi label sebagai organisasi teroris oleh AS dan UE, PIJ telah tumbuh menjadi gerakan bersenjata terbesar kedua di Jalur Gaza dan terbesar ketiga di Wilayah Palestina yang Diduduki.

Dengan menggunakan berbagai sumber utama, buku ini melacak sejarah PIJ mulai dari awal tahun 1980-an hingga saat ini. Dengan melihat bagaimana kelompok ini didirikan, bagaimana perkembangannya dalam teori dan praktik, dan bagaimana pemahaman mereka terhadap agama dan politik, Skare berusaha menjawab pertanyaan kunci mengapa PIJ masih ada meskipun adanya gerakan saudaranya yang lebih kuat, Hamas. Dengan demikian, ia mengisi kesenjangan empiris penting dalam literatur Islamisme Palestina.

Jerusalem The Biography By Simon Sebag Montefiore · 2012 Penerbit: Pustaka Alvabet. Yerusalem adalah kota universal, ibukota dua bangsa, dan tempat suci tiga agama. Kota warisan berbagai kekaisaran yang di masa kini menjadi medan perang bagi bentrokan peradaban ini dipercayai bakal jadi tempat penghancuran terakhir dunia di Hari Kiamat. Bagaimana kota kecil yang terpencil ini menjadi Kota Suci, “pusat dunia” dan kini menjadi kunci perdamaian di Timur Tengah?

 

 

3. Brigade Abu Ali Mustafa (FPLP) 

Brigade Abu Ali Mustafa adalah sayap bersenjata dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) yang diduga beraliran Marxis-Leninis di wilayah Palestina (Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur).

Personil Abu Jamal adalah kunya (nama samaran) dari seorang komandan militan Palestina yang menjadi juru bicara untuk organisasi ini.

Sejarah Awalnya bernama Brigade Elang Merah atau Nasr al-Aḥmar. Mereka berganti nama pada tahun 2001 setelah Abu Ali Mustafa, pemimpin PFLP, tewas oleh Israel pada Agustus 2001. Mereka aktif dengan serangan terhadap target militer dan sipil Israel selama Intifada al-Aqsa.

Pada 16 Juli 2007, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta semua kelompok perlawanan Palestina menyerahkan senjata mereka kepada Otoritas Palestina. Meskipun beberapa anggota sayap bersenjata Fatah, Brigades Syuhada Al-Aqsa, menurutinya, Brigade Abu Ali Mustafa menolak dan menyatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan perlawanan mereka sampai Israel mundur dari semua bagian Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Brigade Abu Ali Mustafa bertempur dalam perang'Israel-Palestina' tahun 2021.

4. Brigade Syuhada Al-Aqsa (Fatah)

Brigade Martir al-Aqsa adalah sebuah koalisi kelompok bersenjata Palestina di Tepi Barat. Organisasi tersebut dicap sebagai organisasi teroris oleh Zionis, Uni Eropa, Kanada, Jepang, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Pada Selasa, 7 November 2023 pagi, penggerebekan sedang berlangsung yang melibatkan sebanyak 25 kendaraan militer dan sejumlah besar personel militer di Tulkarem.

Hal ini terjadi setelah serangan siang hari yang jarang terjadi di sana yang melibatkan lebih sedikit pasukan, unit taktis kecil yang menyamar, dengan kendaraan sipil, menewaskan sedikitnya empat orang.

 

Aljazeera melaporkan, beberapa jam setelah sebuah insiden penembakan di Tepi Barat, Brigade Syuhada al-Aqsa, sayap bersenjata kelompok politik Fatah, mengeluarkan pernyataan video yang menjanjikan balas dendam atas pembunuhan tersebut.

Brigade Khalil al-Rahman yang bermarkas di Hebron sebelumnya mengeluarkan ancaman serupa. Brigade Khalil al-Rahman merupakan bagian dari Brigade Syuhada al-Aqsa.

“Tepi Barat tidak akan tinggal diam; brigade kami akan membakar seluruh negara – di setiap tempat dan gang,” bunyi pernyataan juru bicara kelompok itu, Abu Al-Rae'd Jandal yang dilansir pada Senin, 6 November 2023 melalui Telegram.

Mereka juga tak menutup kemungkinan menjalankan serangan bunuh diri terhadap tentara penjajah 'Israel'.

Hamas dan Fatah adalah dua kekuatan politik utama di Palestina. Keduanya sempat terlibat konflik selepas pemilu pada 2006. Beberapa tahun belakangan, kebekuan kedua faksi itu sudah mencair. 

Saat para pejuang di Tepi Barat yang berafiliasi ke Fatah dibunuh Zionis, Hamas kerap ikut melancarkan serangan roket ke wilayah yang diduduki Zionis. Sedangkan saat Zionis mulai membombardir Gaza pada 7 Oktober lalu, digelar pemogokan massal di seantero Tepi Barat. Belakangan, konfrontasi-konfrontasi di Tepi Barat antara pemuda dan penjajah 'Israel'  terus meningkat seiring terus berjatuhannya korban jiwa di Gaza.

Perlawanan di Tepi Barat tergolong lebih sukar karena tak seperti Gaza, seantero wilayahnya diduduki oleh pasukan Zionis. Otoritas Palestina yang pejabatnya merupakan kader Fatah hanya menjalankan fungsi administrasi. Belakangan, Zionis juga mulai menindak pihak Fatah.

Dalam penggerebekandi kamp pengungsi Jenin yang menewaskan sedikitnya tiga warga Palestina pada Rabu,1 November 2023), pasukan penjajah menangkap pemimpin senior Fatah. 

5. Brigade Nasir Salahuddin (CRP)

Milisi yang terakhir adalah Brigades Salaheddine (CRP, sebuah organisasi militer dari Komite Resisten Rakyat, yang muncul pada tahun 2000 di Gaza selama Intifada kedua.

Awalnya terdiri dari elemen keamanan Fatah, partai Yasser Arafat; mereka awalnya berasal dari milisi "resmi" Fatah, yaitu Brigades des Martyrs d'Al-Aqsa, yang kemudian diikuti oleh para pindah dari organisasi nasionalis lain, dari komunis hingga islamis.

CRP dan brigadenya tidak memiliki ideologi sendiri dan kadang-kadang berpartisipasi dalam operasi bersama dengan kelompok lain.

Pada Juni 2006, bersama dengan Hamas dan Tentara Islam, kelompok Salafis, mereka mengklaim serangan terhadap tank Israel di pinggiran Gaza dan penangkapan prajurit Israel Gilad Shalit.

Sejak saat itu, mereka jarang menjadi perbincangan dan sulit untuk menilai kekuatan tempur mereka.***

 

 

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah