Baca Juga: Sepuluh Fakta unik dan istimewa tentang Soekarno
Pihak Inggris sebagai bagian dari pertempuran ini memandang pertempuran Surabaya tersebut sebagai laksana inferno atau neraka.
Hal ini disebabkan rencana Inggris yang ingin menguasai Surabaya menjadi terlambat dua hari dari target waktunya yaitu tanggal 26 November yang disebabkan kegigihan para pejuang Indonesia yang keukeuh bertahan di Surabaya.
Meskipun pada akhirnya Surabaya secara keseluruhan tetap jatuh ke tangan tentara Inggris, pertempuran Surabaya telah mengubah cara pandang atau perspektif bangsa Inggris dan juga Belanda terhadap Indonesia.
Baca Juga: Sidang BPUPKI dan kronologi sejarah Piagam Jakarta
Inggris menjadi lebih mempertegas posisi serta kedudukannya sebagai pihak yang netral dan tidak perlu untuk mendukung Belanda.
Selain itu, Belanda yang pada awalnya meremehkan semangat Indonesia mulai menyadari dan melihat perjuangan para pejuang yang ada dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pertempuran Surabaya juga tercatat dalam sejarah sebagai perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Ketika pasukan Sekutu mendarat pada akhir Oktober 1945, Surabaya digambarkan sebagai "benteng bersatu yang kuat di bawah Pemuda".
Pertempuran pecah pada 30 Oktober setelah komandan pasukan Britania, Brigadir A. W. S. Mallaby tewas dalam baku tembak.