Malam yang lebih baik dari seribu bulan: Apa saja ciri-ciri khusus Lailatul Qadar?

27 Maret 2024, 05:22 WIB
Ilustrasi - Malam yang lebih baik dari seribu bulan: Apa saja ciri-ciri khusus Lailatul Qadar? /Ranthi Apriliah

WartaBulukumba.Com - Di malam Lailatul Qadar, langit membentang sebagai permadani kosmik, bintang-bintang berkedip seperti mutiara di samudra gelap. Bulan bagai lentera surgawi,

Pohon-pohon dan dedaunan sepi tanpa gemerisik angin. Telaga begitu tenang tanpa riak.  Malam Lailatul Qadar, malam yang dijanjikan lebih baik dari seribu bulan, menyelimuti mereka yang terpilih dalam keajaiban dan keberkahan.

Malam Lailatul Qadar merupakan salah satu malam yang paling dicari dan dinantikan oleh umat Muslim seluruh dunia dalam setiap bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Malam lailatul qadar, kenali tanda-tanda turunnya

 

Lima Ciri Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar menyimpan berbagai ciri yang tergambar dalam suasana khusus berdasarkan penjelasan dalam beberapa hadits.

1. Udara dan Angin Terasa Tenang

"Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan kemudahan dan kebaikan, tidak terlalu panas, juga tidak terlalu dingin. Matahari pada pagi hari bersinar tidak terlalu cerah dan tampak kemerah-merahan," (HR Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi).

Baca Juga: Bacaan doa malam Lailatul Qadar yang diajarkan Rasulullah SAW

2. Langit Terlihat Bersih

Langit pada malam Lailatul Qadar dikatakan bersih, tanpa awan, menyuguhkan suasana tenang dan sunyi, tidak dingin ataupun panas. Rasulullah SAW menyatakan:

"Malam Lailatul Qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, binatang pun tidak terlihat, dan pada siang harinya Matahari bersinar tidak terlalu panas," (HR Ahmad).

Baca Juga: Malam Lailatul Qadar turun bukan hanya di 10 malam terakhir Ramadhan?

3. Terbit Matahari Tidak Menyengat

Ketika matahari terbit pada pagi hari setelah malam Lailatul Qadar, sinarnya tidak menyengat. Dalam sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ubaiy bin Ka'ab RA:

"Pada pagi hari sesudah malam Lailatul Qadar, terbit Matahari tidak menyengat, bagaikan bejana yang melambung tinggi," (HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Daud).

4. Malam Terlihat Cerah

Malam Lailatul Qadar dikarakteristikkan dengan kecerahan malam, khususnya pada malam ke-27 Ramadan, dan sinar matahari di pagi hari yang tampak putih tanpa sinar yang menyilaukan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Muslim.

5. Malaikat Turun Membawa Ketenangan

Malam ini juga khusus dengan turunnya para malaikat yang membawa ketenangan, sehingga manusia merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak sama dengan hari-hari lainnya.

Lima Keutamaan Malam Lailatul Qadar

1. Eksklusivitas bagi Umat Rasulullah

Menurut jumhur ulama, keistimewaan malam Lailatul Qadar hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW, tidak kepada umat-umat nabi sebelumnya, seperti dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Malik.

2. Malam Pencatatan Takdir

Di malam ini, takdir tahunan umat manusia dicatat di Lauhul Mahfuzh, seperti yang dijelaskan dalam surat Ad-Dukhan ayat 4 dan dalam tafsir Ibnu Katsir, serta dijelaskan oleh Imam Nawawi.

3. Turunnya Al-Qur'an

Malam ini juga bertepatan dengan diturunkannya Al-Qur'an, menjadikannya momen monumental dalam sejarah Islam, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Qadr ayat 1-3.

4. Turunnya Para Malaikat

Keutamaan lainnya adalah turunnya para malaikat ke bumi, termasuk malaikat Jibril, untuk mengatur segala urusan, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Qadar ayat 4.

5. Pengampunan Dosa

Malam ini juga merupakan kesempatan bagi umat Muslim untuk mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa mereka, bagi mereka yang melakukan ibadah dengan keimanan penuh, seperti disabdakan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA.

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Aisyah RA menceritakan bahwa Rasulullah SAW melakukan i'tikaf, yakni berdiam diri di masjid untuk beribadah, pada sepuluh hari terakhir Ramadan, menandakan pentingnya hari-hari ini.

Waktu Kemunculan Lailatul Qadar

Meskipun waktu spesifik dari Lailatul Qadar tidak diketahui, terdapat beberapa prediksi dan pandangan yang berbeda di kalangan ulama tentang kapan malam ini bisa terjadi.

Dua di antara ulama tersebut adalah Imam Al Ghazali dan Sayyid Sabiq.

Imam Al Ghazali

Dalam karyanya yang terkenal, "Ihya Ulumuddin", Imam Al Ghazali memaparkan pandangannya bahwa malam Lailatul Qadar bisa jatuh pada malam 21 atau 23 Ramadan. Pendapat ini didasarkan pada analisis dan interpretasi berbagai hadits.

Sayyid Sabiq

Di sisi lain, Sayyid Sabiq, seorang ulama dari mazhab Syafi'i, dalam kitabnya "Fiqih Sunnah", menyatakan bahwa malam Lailatul Qadar kemungkinan besar bertepatan dengan malam 27 Ramadan.

Pendapat ini sebagian besar didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Ubai bin Ka'ab.

Ubai bin Ka'ab

Ubai bin Ka'ab, salah satu sahabat Nabi, mengutarakan keyakinannya dengan mengatakan, "Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, sesungguhnya Lailatul Qadar itu berada dalam bulan Ramadan, dan aku mengetahui malam ke berapakah dia? Dia adalah malam yang kita diperintahkan untuk menghidupkannya, yaitu malam ke-27."***(Israwaty Samad)

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler