Shalat hajat: Tata cara dan waktu terbaik melaksanakannya

24 Februari 2024, 19:19 WIB
Ilustrasi shalat hajat - Shalat hajat: Tata cara dan waktu terbaik melaksanakannya / /Pixabay

 

 

WartaBulukumba.Com - Keinginan dalam segala bentuknya sesungguhnya mengalir setiap detik. Pelaksanaan shalat hajat sangat tepat berada dalam kondisi itu ketika seorang hamba memiliki sebuah hajat, dalam bentuk apa saja. Allah Maha Kaya. Allah Maha Pemberi.

Dalam sebuah riwayat yang penuh hikmah, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Hendaklah salah seorang dari kalian senantiasa meminta kebutuhannya (hajat) kepada Allah, sampai pun ketika meminta garam, sampai pun meminta tali sandalnya ketika putus.” [HR Tirmidzi].

Baca Juga: Allah SWT menciptakan 100 ribu Nabi Adam! Disebar di semesta paralel atau galaksi lain?

Tatkala hati merindu akan sesuatu, selain berusaha dengan kudrat yang diberi, umat muslim dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan melaksanakan sholat hajat.

Sholat ini bukan sekadar ritual, melainkan manifestasi dari keyakinan bahwa segala keinginan dan hajat, besar maupun kecil, hanya Allah Ta’ala yang mampu mengabulkannya.

Di rak literatur, kita bisa menelusuri penjelasan yang cukup komprehensif ihwal shalat hajat dengan membaca buku yang ditulis Ali Akbar Bin Aqil & Tim Redaksi Qultummedia berjudul "Penuntun Mengerjakan Shalat Hajat".

Baca Juga: Al Quran sudah mengabarkan Bani Israil niscaya hancur

Mengenal Sholat Hajat

Sholat hajat adalah sholat sunnah yang dilakukan dengan khusyuk, menghadap kepada Allah dengan jiwa yang rendah hati dan hati yang tulus. Dalam sholat ini, kita menyampaikan segala hajat, dari hal sekecil memohon tali sandal yang putus hingga urusan yang lebih besar seperti membangun rumah atau mengikat janji pernikahan.

Sholat ini boleh dikerjakan antara 2 hingga 12 raka'at, dan dianjurkan untuk dilakukan secara berurutan selama seminggu.

Baca Juga: Bacaan doa Qunut Nazilah untuk Palestina

Ketika Berdiri di Hadapan Allah

Dalam setiap rakaat sholat hajat, hendaknya kita merendahkan diri di hadapan Allah. Sebab, Allah sangat menyukai hamba-Nya yang tawadhu'.

Sholat ini dapat dilakukan baik di siang maupun malam hari, namun waktu yang paling mustajab adalah di sepertiga malam, ketika heningnya malam mendukung kekhusyukan dalam beribadah.

Niat Sholat Hajat

Niat adalah hal yang bersemayam dalam hati, namun bagi yang ingin meresapi lebih dalam, dapat melafalkan niat sholat hajat:

اُصَليْ سُنةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

"Usholli sunnatal-haajati rak’ataini lillaahi ta’aala."

Yang artinya, "Saya berniat shalat sunnah hajat dua raka’at karena Allah Ta’ala."

Tata Cara Sholat Hajat

Seperti sholat pada umumnya, sholat hajat dimulai dengan takbiratul ihram, disusul membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek dari Al-Qur'an.

Raka'at pertama dianjurkan membaca Surah Al-Kafirun sebanyak tiga kali, sementara raka'at kedua membaca Surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali. Setelah salam, lanjutkan dengan zikir dan sholawat, kemudian doa:

“Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil akhirati hasanah wa qinaa ‘adzaaban nar.”

Doa Setelah Sholat Hajat

Tidak ada doa khusus setelah shalat hajat. Namun, dapat memanjatkan doa sesuai kebutuhan pribadi dan beberapa doa disarankan, seperti doa Nabi Yunus AS dan doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Salah satu doa yang bisa diamalkan adalah:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ"

Sebagai penutup, setiap hajat dalam hidup ini hendaknya diiringi dengan usaha, doa, dan tawakkal kepada Allah Ta’ala, sebab hanya Dia-lah tempat memohon yang hakiki.

Shalat hajat adalah shalat sunnah dua rakaat dengan niat memohon bantuan Allah SWT. Kata 'hajat' dalam bahasa Arab berarti kebutuhan, keinginan, atau keperluan. Shalat ini didasarkan pada beberapa hadis dan merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Tidak ada waktu khusus untuk shalat hajat, namun ada beberapa waktu yang dilarang, seperti setelah shalat Subuh hingga matahari terbit, saat matahari tepat di tengah langit, dan setelah shalat Asar hingga matahari terbenam. Ada juga waktu yang disarankan, seperti sepertiga malam terakhir.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler