Menyibak misteri Tartarian! Peradaban maju yang sengaja dihapus dari sejarah?

1 Juni 2023, 21:54 WIB
Salah satu foto yangberedar di media sosial yang diklaim sebagai salahsatu hasil teknologi canggih peradaban Tartarian. /SnackVideo/@TangguhS

WartaBulukumba - Di tengah gemuruh kota yang tak pernah tidur,  mobil terbang meluncur bebas di angkasa, kereta cepat melaju tanpa henti, sementara listrik gratis nirkabel menyebar luas di antara gemerlap bangunan-bangunan megah menjulang tinggi. Narasi serupa itu mengalir di sekitar kisah-kisah peradaban Tartarian, Tartaria, Tartarus atau Tartary.

Sejarah Tartarian sudah dihapus! Benarkah? Namun jika merujuk jejak-jejak yang tertinggal, arsitektur yang sangat jauh melampaui teknologi bangunan apapun di masa kini dan catatan-catatan mengejutkan tentang teknologi mereka telah menerabas jauh ke diskursus ilmiah hingga teori konspirasi. 

Benarkah salah satu jejak itu adalah The Singer Building di New York City" Gedung megah yang dihancurkan pada tahun 1967. Pernah menjadi gedung tertinggi di dunia dan ikon New York, dirobohkan hanya dalam beberapa dekade.

Baca Juga: Misteri peradaban maju Tartarian yang hilang! Bangsa raksasa berteknologi canggih yang melampaui zaman modern?

 

Misteri peradaban maju Tartarian yang hilang! Bangsa raksasa berteknologi maju melampaui zaman modern? Kolase foto TikTok Giant dan laman Plane Tarra

Menyebar dalam beberapa catatan dan dokumentasi video, arsitektur Tartarian dirancang untuk mengumpulkan energi. Para 'Tartarianisme' menyebut, dari sanalah listrik nirkabel didistribusikan ke semua benua. 

Jika mereka benar pernah ada, lantas  bagaimana Tartarian bisa musnah di planet ini dan tak ada catatan mereka sepotong pun dalam lembaran sejarah dunia? Catatan yang menyebar bahwa Tartarian atau Tartaria atau Tartary musnah akibat banjir lumpur, merupakan versi tersendiri.

Dalam sebuah catatan yang dipublikasikan oleh Minette Christel Kotze, sejarah resmi sengaja menyembunyikan kekuatan besar dunia Tartarian hingga abad ke-19. Tartary adalah negara dengan benderanya sendiri, pemerintahannya sendiri, dan tempatnya sendiri di peta. Wilayahnya sangat luas, tetapi entah bagaimana secara diam-diam tergabung dengan Rusia, dan beberapa negara lain.

Dia menegaskan, negara ini dapat kita temukan di peta sebelum paruh kedua abad ke-19. Namun, suatu saat di abad ke-18 Tartary Muskovite adalah negara terbesar di dunia: 3.050.000 mil persegi. Bendera dan lambang Tartary memiliki gambar burung hantu di atasnya. Bendera kaisar berisi griffin dengan latar belakang kuning.

Baca Juga: Sudah ada mobil terbang hingga listrik nirkabel gratis di abad 18? Misteri peradaban Tartarian yang hilang

Salah satu catatan lainnya yang paling menyedot perhatian publik adalah sebuah artikel yang ditulis oleh Zack Mortice pada 28 April 2021 yang dipublikasikan situs Bloomberg.

Zack Mortice menyelidiki motivasi yang mendasari teori Tartarian. Ini bermuara pada kontras antara modernisme brutal dan tak berwajah abad ke-20 dan monumen-monumen hias yang meriah dari era sebelumnya. Bagaimana mungkin kedua jenis arsitektur ini merupakan hasil karya peradaban yang sama?

"Karenanya penemuan peradaban yang hilang - dan lebih baik -, yang sengaja dihapus dari sejarah oleh para penguasa dunia modern," tulisnya.

Sisa-sisanya masih ada di mana-mana. Peradaban ini mendominasi teknologi yang lebih maju daripada yang sekarang. Beton geopolimernya abadi dan tumbuh lebih kuat dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Misteri peradaban maju Tartarian! Benarkah sejarah mereka sengaja dihapus oleh elit global?

Salah satu mobil terbang dalam peradaban Tartarian PlaneTarra.com

 

Setiap inci menetes dengan detail mewah di dalam dan luar; atap berkubah, kolom marmer dengan trim perunggu, tiang jendela dengan galur spiral. Lobi dikatakan memiliki "cahaya surgawi".

Sebuah buku ditulis hanya tentang konstruksinya. Selama setahun, itu adalah gedung tertinggi di dunia dengan ketinggian 612 kaki, dan terkenal selama beberapa dekade setelah itu.

Struktur besi dan kaca raksasa, diatasi oleh kubah dan jarum logam, hadir di setiap benua. Terkait dengan merkuri, mereka mendistribusikan energi atmosfer bebas kepada semua orang.

Baca Juga: Misteri Antartika: Kisah ekspedisi Admiral Richard Byrd yang temukan sebuah negara besar di baliknya!

Teori Konspirasi Elit Global Sengaja Menghapus Sejarah Tartarian?

Penganut teori konspirasi meyakini bahwa elit global berada di balik penghancuran sejarah dan sisa teknologi Tartarian. Tujuan elit global, menurut mereka, adalah 'uang' dengan cara 'menjual listrik' melalui kabel.

Padahal energi atmosfer Tartarian mampu memperoleh listrik langsung dari lingkungan, baik dari udara ke udara. Gereja digunakan sebagai pengumpul energi, dan energi yang diterima digunakan tidak hanya untuk pemanasan, tetapi juga untuk menerangi detak jantung.

Mereka akan menggunakan lonceng untuk menyalakan lampu jalan di malam hari. Obelisk, Gereja dan kubah katedral adalah menara dan pembangkit listrik untuk transmisi energi bersih, bebas dan nirkabel, kemudian diberkahi dengan salib dan simbol agama lainnya untuk menyembunyikan tujuan asli. Generator atmosfer juga digunakan. Ini adalah benda silinder kompak dengan dua benda kecil Bola kuningan menonjol dari atas.

Baca Juga: Menyibak misteri lautan: Mermaid di antara mitos, sejarah dan penemuan arkeologi yang mengejutkan

Susunan kawat baja dan mineral, Jadi tetap untuk menarik listrik dari udara, mengondensikannya dan menggunakannya untuk daya penggerak. Mobil mereka gunakan mendorong dirinya sendiri dengan kecepatan luar biasa pada sentuhan kaki.

Tatarstan tidak hanya menyuplai energi atmosfer ke seluruh dunia melalui taman industri raksasa di tanah yang disebut Jerman dan Kerajaan Hongaria. Dia juga menciptakan dan memproduksi arsitektur universal, hadir hingga saat ini di semua benua.

Pewaris tatarstan membangun istana, rumah besar, dan bangunan di semua ibukota dunia. Gaya yang sama, alasan yang sama, warna dan gambar yang sama.

Dan menyediakan tanaman, besi, beton, struktur logam, patung, permen karet, ubin, ukiran wainscoting, luminer, kaca, kubah, "Antennas" dan pembangun khusus.

Baca Juga: Misteri manusia raksasa: Sejarah, penemuan arkeologi dan manuskrip

Kapal dan balon digunakan untuk menyeberang jarak yang jauh untuk mengirimkan mesin berat, dan piring-piring halus dan kristal. Bahkan pasir bangunan berasal dari luar.

Peradaban yang sangat maju ini telah dihancurkan oleh Parasit antara 1780 dan 1870 melalui perang termonuklir yang menyebabkan musim dingin nuklir 1816 - "tahun di mana tidak ada musim panas".

Pseudohistory

Jika kita mencari obyektivitas di seputar Tartarian, artikel yang ditulis Harrison Pates di Gnet Research pada 

Baca Juga: Mimpi Muhammad Qasim: Dajjal muncul setelah Perang Dunia ke 3 'Armageddon'

Harrison Pates menulis, dampak dari gerakan anti vaksin dan visibilitas pandangan pseudoscientific selama pandemi COVID-19 telah menarik perhatian pada implikasi kesehatan masyarakat yang sangat nyata dari teori konspirasi yang mendapatkan daya tarik secara online.

Menurutnya, kita harus melihat ancaman pseudohistory dalam sudut pandang yang sama. Penyebaran sejarah palsu memiliki implikasi besar terhadap kepercayaan pada pemerintah dan lembaga internasional seperti PBB, serta narasi yang mereka hasilkan, dapat memotivasi kejahatan oleh penganut genosida kulit putih atau narasi 'Penggantian Besar', dan tanpa sadar mempromosikan perspektif ekstremis.

Membaca buku "The Lost Civilizations of the Stone Age" yang dituilis Richard Rudgley, penerbit Free Press, tahun· 2000, agaknya lebih komprehensif meskipun dalam beberapa bab bernuansa hipotesis.

Tartarian 'muncul' begitu berbeda dengan Atlantis, Lemurian hingga bangsa Nisnas yang pada satu sisi lebih sering dikaitkan dengan legenda. salah satu yang mencolok adalah karena isu Tartarian menggenapi berbagai diskusi ilmiah yang penting dan tidak tabu.

Baca Juga: Wajib tahu! Inilah ciri-ciri fisik dan tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi

Buku "The One World Tartarians - The Greatest Civilization Ever To Be Erased From History", ditulis James Lee, diterbitkan Amazon Digital Services LLC - KDP Print US pada 2020, agaknya bisa menjadi buku sejarah revisionis terbesar yang pernah ditulis di zaman modern hingga saat ini.

Disebutkan dalam buku itu bahwa ada kebohongan terbesar tentang sejarah dunia kita bersama. Peradaban Tartaria dijelaskan mencakup sebagian besar dunia yang kita kenal sekarang. Dari Rusia ke Cina ke Afrika ke India ke Australia dan Selandia Baru ke Amerika Utara dan Selatan.

Ada yang tersapu dari buku-buku sejarah modern dan kemungkinan besar dihancurkan pada abad ke-19 hingga ke-20 bersama dengan banyak bangunannya yang menakjubkan.

Ada banyak dokumen yang membuktikan bahwa ada juga makhluk raksasa di antara mereka. Orang-orang Tartarian dihancurkan oleh teknologi canggih yang sama yang mengendalikan cuaca kita, banjir, bom api, gempa bumi, dan kemungkinan senjata energi terarah yang digunakan untuk melawan mereka dan banyak tulang mereka terkubur di bawah tanah.

Baca Juga: Lingkaran misteri Atlantis di antara mitos dan sains

Peta Tartarian

Situs Realnoevremya pada 1 Februari 2027 memberitakan Vladimir Putin bertemu dengan mantan Presiden Tatarstan, untuk memberinya hadiah yakni peta Tartarian atau peta Tartarus, yang dibuat oleh kartografer Belanda abad ketujuh belas Willem Blau.

Dalam sebuah diskusi di jejaring Reddit,  sebuah postingan di tahun yang sama mempertanyakan apa pentingnya hadiah Putin, para pengamat bertanya-tanya. 

Pada peta berbingkai emas yang diberikan kepada Shaimiev, wilayah Eurasia timur laut dari Volga dan Laut Kaspia dari barat hingga samudra timur adalah milik Tartarus. Pada saat yang sama, negara-negara Siberia, Asia Tengah, dan Timur Jauh terbukti berada di bawah kendali penginapan besar.

Peta itu juga menunjukkan perbatasan Tartarus, silsilah kuil besar Han di Chingiz, serta Tartary Kecil (Krimea), Tartarus Besar atau Asia, Tartaria, Gurun Tartarus, Chagataisky ulus, Turkestan, Kerajaan Cina dan Tartarus Tua.

Baca Juga: Menuju Armageddon: Buya Arrazy ungkap sosok Imam Mahdi sudah ada di tengah-tengah kita!

Laman Britannica.com juga pernah mengulas Tartaria sebagai sebuah negara yang sangat besar: “Tartaria, sebuah negara besar di Asia utara, berbatasan dengan Siberia di utara dan barat, disebut Tartarus Agung. Orang Tartar yang tinggal di selatan Moskow dan Siberia disebut Astrakhan, Cherkask, dan Dagestan, yang tinggal di Laut Kaspia barat laut disebut Tatar Kalmyk dan menempati wilayah antara Siberia dan Laut Kaspia; Tatar dan Mongol Uzbekistan, yang tinggal di utara Persia dan India, dan akhirnya orang Tibet, yang tinggal di Cina barat laut. ”

Ada pula sebuah artikel menarik yang ditulis Zach Mortice di situs Bloomberg berjudul "Inside the ‘Tartarian Empire,’ the QAnon of Architecture" pada 27 April 2021, mengulas tentang kota-kota Amerika pada abad ke-19 sering kaya dengan apropriasi Tartarian, terutama permukiman muda di Barat.

Di sana ada struktur publik yang megah tampaknya muncul dari hutan belantara, dikelilingi oleh gubuk kayu dan jalan berlumpur. Gedung DPR negara bagian dan balai kota sering dianggap sebagai istana Tartaria kuno daripada bangunan kota Zaman Emas. 

Zach Mortice menuliskan bahwa lingkungan Tartarian adalah media yang sangat visual, sibuk dengan riffing pada foto dan peta, memilih ketidakkonsistenan yang tampak dan membuat dugaan satu kali alih-alih menyatukan garis waktu yang komprehensif.

Baca Juga: Misteri teknologi Vimana 'UFO India kuno' dan The Nine Unknown

Bangsa Tartaria adalah Raksasa?

Dalam buku "The One World Tartarians - The Greatest Civilization Ever To Be Erased From History" yang ditulis James Lee, disebutkan bahwa bangsa Tartarian adalah raksasa, manusia berukuran besar.

Uniknya, dalam buku itu dijelaskan bahwa bangsa Tartarian tidak membutuhkan makan minum. Mereka mengonsumsi eter! Itulah sebabnya, dalam bangunan-bangunan dan kota-kota peninggalanmereka, tidak ditemukan toilet dan gorong-gorong.

Sementara itu, sejauh ini dalam berbagai literatur sejarah resmi, tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan bahwa bangsa Tartaria adalah ras raksasa.

Meski begitu, foto-foto 'raksasa Tartarian' yang beredar luas di internet sangat mencengangkan. Yang juga sangat menarik dicermati adalah bahwa sejauh ini belum ada bantahan ahli bahwa foto-foto tersebut adalah hoaks atau palsu.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler