Jelajah kue tradisional khas Bulukumba: Menyesap rindu pada kue uhu-uhu atau bannang-bannang:

- 29 Februari 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi kue uhu uhu khas Bulukumba
Ilustrasi kue uhu uhu khas Bulukumba /Instagram.com/@atiek_asadel

Di meja-meja penduduk Kabupaten Bulukumba wilayah timur, atau di atas nampan yang dihidangkan pada tamu yang datang, kue uhu uhu menjadi saksi bisu dari perbincangan hangat, disantap bersama secangkir teh atau kopi. Kue ini, lebih dari sekadar hidangan, adalah simbol kehangatan dan kebersamaan, mengikat hati setiap orang yang mencicipinya dengan tali persaudaraan dan kekeluargaan.

Baca Juga: Resep camilan jalangkote, Indonesian cake khas Sulawesi Selatan, mudah ditemukan di Bulukumba

Demikianlah, uhu uhu, bukan sekadar kue, tapi cerita dari satu generasi ke generasi lainnya, sebuah warisan budaya yang tetap bertahan di tengah perubahan zaman.

Menggali lebih dalam tentang uhu uhu, kita akan menemukan bahwa kue ini tidak hanya sekedar makanan, tapi juga menjadi bagian penting dalam berbagai ritual dan perayaan di Kabupaten Bulukumba kawasan timur.

Dalam proses pembuatannya, ada kesabaran dan ketelitian yang luar biasa. Setiap lubang kecil pada tempurung kelapa tak hanya berfungsi sebagai alat, tetapi juga sebagai penentu bentuk dan tekstur yang unik dari kue ini. Saat adonan yang telah dicampur tepung beras dan gula merah ini mengalir melalui lubang-lubang tersebut, muncullah untaian tipis yang akan menjadi kue uhu uhu setelah digoreng.

Perbandingan uhu uhu dengan kue tradisional Indonesia lainnya juga menarik. Misalnya, kue serabi yang juga menggunakan tepung beras dan santan, namun memiliki tekstur yang berbeda dan cara pembuatan yang tidak sekompleks uhu uhu. Sementara uhu uhu memiliki tekstur yang renyah dan bentuk yang unik, serabi lebih pada sisi lembut dan sederhana dalam bentuknya.***(Israwaty Samad)

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah