Network
WartaBulukumba.Com - Di Bulukumba, setiap kali matahari timur melukis langit dengan warna-warna pastel, selalu ada sensasi yang tersembunyi dalam setiap gigitan kue putu cangkir.
Seperti fajar yang perlahan menggantikan gelapnya malam, kue-kue ini menjemput semangat pagi dengan kelembutan dan kehangatan. Kue putu cangkir layaknya sekuntum bunga yang tumbuh di ladang imajinasi, membawa aroma harapan bagi mereka yang memulai hari mereka.
Di tengah ramainya jalan-jalan pasar pagi di berbagai penjuru Bulukumba, para penjual meracik adonan dengan telaten, seperti seniman yang melukis mimpi-mimpi di atas kanvas.
Baca Juga: 10 kuliner khas Bulukumba, barongko hingga dumpi eja
Kue-kue ini bukan hanya secangkir rasa, tetapi juga secangkir kenangan dan tradisi yang berakar dalam setiap cerita keluarga.
Ketika seseorang menggigit kue putu cangkir, mereka tak hanya menikmati rasa manisnya, tetapi juga merasakan kekayaan budaya lokal Buukumba yang mengalir dalam setiap remahan.
Dalam zaman yang selalu berubah, menjual kue putu cangkir bisa menjadi inspirasi bisnis yang luar biasa. Seperti menghidangkan cangkir kecil berisi kebahagiaan, para pedagang dapat menyajikan kelezatan pagi kepada pelanggan dengan cinta dan kecermatan. Ide ini menjadi seperti kue yang mengembang di oven bisnis, harapannya tinggi seperti wangi kue yang mengisi udara pagi.
Baca Juga: Resep kue uhu uhu khas Bulukumba, Indonesian cake ngetop Sulawesi Selatan
