Ancaman besar dari dunia zoonosis: Ketahui proses penularan virus Nipah ke tubuh manusia

- 18 September 2023, 16:36 WIB
Ilustrasi virus Nipah - Ancaman dari dunia zoonosis: Ketahui proses penularan virus Nipah ke tubuh manusia
Ilustrasi virus Nipah - Ancaman dari dunia zoonosis: Ketahui proses penularan virus Nipah ke tubuh manusia /Pixabay/@PublicDomainPictures

WartaBulukumba.Com - Dalam kegelapan dunia mikroskopis, inilah salah satu cerita gelap. Tentang virus Nipah, penyakit zoonosis yang termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Penyakit ini menyebar melalui kontak dengan hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah, yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae, sebagai host alamiahnya.

Namun, pertanyaan pertama yang muncul adalah, apakah penyakit virus Nipah merupakan penyakit baru? Tidak, kisah kelam virus Nipah dimulai pada tahun 1998-1999.

Berdasarkan penjelasan di laman Infeksiemerging.kemkes.go.id, ketika laporan wabah mengerikan datang dari Sungai Nipah, Malaysia, dilaporkan 276 kasus konfirmasi dengan 106 kematian. Angka kematian yang mengerikan ini memicu kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Juga: Virus Nipah lebih mengancam dibandingkan Covid-19! Benarkah sudah ada kasus di Indonesia?

Sejak saat itu, cerita ini menyebar ke berbagai negara. Sejak tahun 1998 hingga saat ini, telah ada 700 kasus pada manusia dengan 407 kematian di 5 negara, termasuk Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina. Bangladesh menjadi pusat perhatian dengan 48% kasus dan 58,5% kematian dilaporkan berasal dari sana.

Wabah terkini yang tercatat pada 2023 di Bangladesh menyedihkan. Sebelas kasus, dengan tingkat kematian mencapai 73%, menjadi peringatan bagi kita semua bahwa virus Nipah masih mengintai, siap melanda kapan saja.

Di Indonesia, berita ini menjadi sorotan. Meskipun belum ada laporan kasus pada manusia, kelelawar buah menjadi subjek perhatian. Penelitian dan publikasi telah menemukan kehadiran virus Nipah pada kelelawar buah, termasuk di Indonesia. Hal ini menimbulkan potensi ancaman yang harus kita waspadai.

Baca Juga: Virus Nipah merambah India, CDC memberi catatan peringatan

Sederet fakta virus Nipah

Infeksi virus Nipah pada manusia menyebabkan berbagai jenis penyajian klinis, mulai dari infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga infeksi saluran napas akut dan ensefalitis fatal.

Mengutip laman WHO di Who.int, angka kematian kasus diperkirakan berkisar antara 40% hingga 75%. Angka ini dapat bervariasi tergantung pada kemampuan lokal untuk surveilans epidemiologi dan manajemen klinis.

Virus Nipah dapat ditularkan kepada manusia dari hewan (seperti kelelawar atau babi), atau makanan yang terkontaminasi, dan juga dapat ditularkan langsung dari manusia ke manusia. Kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae adalah inang alami dari virus Nipah.

Tidak ada pengobatan atau vaksin yang tersedia baik untuk manusia maupun hewan. Pengobatan utama untuk manusia adalah perawatan suportif.

Pada tinjauan tahunan 2018 mengenai daftar penyakit prioritas WHO R&D Blueprint menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk penelitian dan pengembangan yang dipercepat terkait virus Nipah.

Namun, bagaimana virus Nipah sebenarnya memengaruhi manusia? Gejalanya sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala hingga penyakit serius seperti ensefalitis fatal. Gejala awal mencakup demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan nyeri tenggorokan. Gejala ini dapat berkembang menjadi gejala neurologis yang mengancam nyawa. Bagi beberapa orang, penyakit ini bahkan bisa menyebabkan pneumonia dan gangguan pernapasan yang serius.

Namun, berapa lama waktu seseorang dapat timbul gejala setelah terpapar virus Nipah? Ini bisa terjadi dalam rentang waktu 4 hingga 14 hari, tetapi ada laporan kasus dengan masa inkubasi hingga 45 hari.

Tingkat kematian akibat penyakit virus Nipah sangat mengkhawatirkan, berkisar antara 40% hingga 75%. Angka ini dapat bervariasi tergantung pada upaya penanganan epidemiologi dan manajemen klinis.

Baca Juga: Virus Nipah berpotensi menjadi pandemi besar pasca Covid-19?

Cara penularan virus Nipah

Cara penularan virus Nipah juga patut diperhatikan. Seseorang dapat tertular melalui kontak dengan hewan terinfeksi, konsumsi makanan yang terkontaminasi, atau kontak dengan orang yang terinfeksi. Penularan antarmanusia biasanya terjadi dalam lingkungan keluarga atau di antara petugas kesehatan yang merawat pasien terinfeksi.

Di balik semua ini, kelelawar buah menjadi fokus perhatian. Mereka adalah host alamiah virus Nipah, dan infeksi Henipavirus pada kelelawar buah telah terdeteksi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, mengidentifikasi hewan pembawa virus ini bukanlah hal yang mudah.

Pencegahan adalah kunci. Meskipun belum ada vaksin untuk mencegah penyakit virus Nipah, kita dapat mengendalikan faktor risiko. Ini melibatkan langkah-langkah seperti tidak mengonsumsi makanan mentah yang berpotensi terkontaminasi dan menjaga kebersihan pribadi.***

 

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah