Berikut beberapa penyakit bayi dan bagaimana cara menangani

- 24 Februari 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi bayi baru lahir.
Ilustrasi bayi baru lahir. /Pexels.com/Kelvin octa

WartaBulukumba - Sebagai ibu baru tentu banyak hal yang membuat panik, terlebih jika anak sedang sakit.

Namun jangan khawatir jika terjadi penyakit bayi berikut, Bunda bisa mengetahui cara menagani dengan membaca panduannya.

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit bayi berbahaya yang cukup sering terjadi, dikutip WartaBulukumba.com dari Alodokter.

Baca Juga: Benarkah minum air kelapa saat hamil, membuat kulit bayi putih dan bersih?

Diare

Pada bayi yang masih menyusui memang agak sulit dibedakan antara diare dengan buang air biasa.

Namun, apabila feses yang keluar berwujud cair dan frekuensi buang air besar lebih sering dari biasanya, hal ini mungkin menandakan bahwa bayi sedang terkena diare.

Selain BAB lebih sering dan mencret, diare pada bayi juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti mulut bayi kering, menangis tanpa air mata, rewel, kurang mau minum atau menyusu, tubuhnya tampak lemas, dan matanya terlihat cekung.

Baca Juga: Beberapa jenis cacat mata bawaan pada bayi baru lahir yang wajib diketahui

Gejala tersebut menjadi penanda bahwa bayi mengalami dehidrasi karena diare. Segera membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan, karena kondisi tersebut  dapat membahayakan nyawa bayi.

Respiratory syncytial virus (RSV)

Respiratory syncytial virus (RSVadalah penyakit infeksi virus pada paru-paru dan saluran pernapasan yang umumnya menyerang bayi dan anak-anak.

Pada bayi prematur penyakit ini lebih berisiko terjadi. Infeksi RSV dapat menyebabkan bayi terkenabronkitis dan preumonia.

Baca Juga: 7 jenis makanan dan minuman yang harus dijauhkan dari bayi

Gejala umum dari infeksi RSV pada bayi adalah napas cepat dan berbunyi, demam, batuk, pilek, serta lesu.

Jika Si Kecil menunjukkan gejala RSV, batasi kontaknya dengan orang lain dan jagalah kualitas udara di dalam rumah agar tetap bersih dan segar. Jauhkan pula Si Kecil dari polusi dan asap rokok.

Penyakit bayi ini umumnya bisa sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari. Namun, Bunda perlu segera membawa Si Kecil ke dokter jika usianya masih di bawah 3 bulan atau jika ia mengalami gejala yang berbahaya, seperti sesak napas, tubuhnya terlihat sangat lemas, atau kulit tampak kebiruan.

Baca Juga: Jika hidung bayi tersumbat, begini cara mengatasinya!

Otitis media

Infeksi bakteri atau virus pada telinga bagian tengah disebut dengan otitis media. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada bayi yang sering pilek, batuk, atau banyak terpapar polusi, misalnya asap rokok.

Ketika terkena infeksi telinga, bayi umumnya akan terlihat lebih rewel atau banyak menangis, sering menarik telinga, demam, muntah, keluar cairan dari telinga, hingga gangguan pendengaran.

Jika ejala-gejala tersebut ditunjukkan oleh Si Kecil, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: Inilah sederet manfaat mangga untuk MPASI bayi, yuk intip

Hal ini penting untuk mencegah komplikasi berbahaya, seperti gangguan pendengaran permanen atau meningitis.

Diabetes pada bayi

Diabetes tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak dan bayi. Penyakit bayi ini lebih sering terjadi pada bayi yang terlahir dari ibu yang memiliki diabetes gestasional.

Bayi yang mengalami diabetes biasanya akan memiliki berat badan lahir lebih besar dari bayi normal.

Baca Juga: Cara mengatasi demam pada bayi, salah satunya mandi dengan air hangat

Selain itu, diabetes pada bayi juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti penyakit kuning, sesak napas, lemas, kejang, cepat haus, wajah bengkak, hingga tubuh gemetaran atau tremor.

Bayi yang terkena diabetes juga lebih berisiko mengalami diabetes tipe 1 di kemudian hari. Oleh karena itu, penyakit ini perlu ditangani langsung oleh dokter.

Retinoblastoma

Sejenis tumor ganas atau kanker pada retina yang dapat menyerang anak-anak berusia di bawah 2 tahun disebut dengan retinoblastoma.

Baca Juga: 4 faktor penyebab bayi sungsang dan cara mengatasinya

Penyakit ini umumnya ditandai dengan ukuran pupil mata yang membesar, posisi mata tidak sejajar atau juling, terdapat pantulan cahaya berwarna putih pada pupil mata, serta gangguan penglihatan.

Jika menemukan gejala tersebut pada Si Kecil, segera konsultasikan ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jika terlambat ditangani, retinoblastoma berisiko tinggi menyebabkan kematian pada bayi dan anak-anak.

Meningitis

Peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang akibat infeksi virus maupun bakteri disebut dengan meningitis.

Baca Juga: Kenali 6 dampak stres saat hamil, salah satunya memengaruhi tempramen bayi

Penyakit meningitis sering menyerang bayi dan anak-anak ini umumnya dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti leher kaku, demam tinggi, sakit kepala hebat, muntah, sensitif terhadap cahaya, ruam kemerahan, sering mengantuk, kejang, dan tidak nafsu makan.

Apabila menemukan gejala tersebut pada Si Kecil, segera periksakan ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Sepsis

Kondisi medis serius yang disebabkan oleh infeksi berat pada tubuh yang disebut dengan sepsis. Umumnya sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri, tetapi bisa juga karena virus.

Baca Juga: Ingin melahirkan bayi cerdas? Intip 6 jenis makanan untuk ibu hamil

Penyakit sepsis bisa terjadi pada bayi baru lahir dan bayi yang sudah berusia lebih tua. Penyakit ini pun berisiko terjadi pada bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah. Selain itu, bayi yang terkena infeksi ketika masih di dalam rahim atau saat dilahirkan.

Bayi yang terkena sepsis umumnya akan mengalami beberapa gejala, seperti sering mengantuk, napas sangat cepat, muntah, diare, demam, suhu tubuh menurun, tidak mau menyusu, serta kulit yang tampak pucat atau kuning.

Sepsis merupakan kondisi berbahaya pada bayi. Jika tidak segera diobati oleh dokter, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi yang fatal.

Baca Juga: Penyebab BAB berdarah pada bayi, salah satunya infeksi usus

Necrotizing enterocolitis (NEC)

Penyakit bayi ini terjadi ketika usus besar bayi meradang, sehingga muncul luka atau bahkan lubang di usus bayi. Penyakit ini banyak menyerang bayi yang baru lahir atau beberapa bulan pertama setelah kelahirannya.

Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hingga saat ini. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi prematur atau terlahir dengan berat badan rendah, bayi yang diberi susu formula, atau bayi yang mengalami kekurangan oksigen saat lahir.

Selain itu,  diduga disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran cerna bayi. Penyakit bayi yang satu ini dapat menyebabkan bayi mengalami gejala mual, muntah, rewel karena nyeri perut, lemas, kurang mau menyusu, dan terdapat darah pada tinja.

Baca Juga: Selain membuat bayi lebih tenang, intip manfaat lain dari skin to skin pada bayi

Jika tidak segera diobati, bisa menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian. Karena daya tahan tubuhnya masih lemah dan belum berkembang sempurna, pada umumnya bayi rentan sakit.

Namun, apabila ia menunjukkan gejala berat yang tidak kunjung membaik, hal ini bisa jadi pertanda bahwa bayi sedang sakit atau terkena penyakit tertentu.

Tapi, dianjurkan untuk tidak panik saat bayi mengalami gejala penyakit di atas. Apabila Si Kecil mengalami gejala penyakit bayi yang berbahaya, untk mendapatkan penanganan segera temui dokter.***

 

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah