6 penyebab stres pada anak dan cara mengatasinya

9 Desember 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi stres - Berikut ini adalah cara untuk mengatasi stres dan juga kecemasan di tengah masa pandemi Covid-19, salah satunya dengan olahraga. //Pixabay/vdnhieu

WartaBulukumba - Beragam hal yang bisa menyebabkan anak mengalami stres yang harus dikenali oleh para orang tua.

Jika tiba-tiba anak susah tidur, kurang nafsu makan, emosi berubah-ubah, sulit berkonsentrasi saat belajar, itu adalah tanda anak sedang mengalami stres.

Tanda stres pada anak juga bisa mengalami gejala fisik tertentu, misalnya nyeri perut atau sakit kepala, sering mengompol, sembelit, atau sering merasa tidak enak badan.

Baca Juga: Virus Omicron rentan terhadap usia 40 tahun dan anak muda?

Berikut adalah beberapa penyebab stres pada anak yang cukup umum terjadi, ikutip WartaBulukumba.com dari AloDokter.

Aktivitas yang terlalu padat

Niat Anda sebagai orang tua mungkin baik, dengan memberikan kesibukan pada si Kecil.

Aktivitas anak di sekolah bisa menyedot sebagian besar tenaganya. Meski sudah kelelahan, sebagian anak ada yang masih diminta untuk mengikuti pelajaran tambahan lewat les atau kursus setelah jam sekolah usai.

Baca Juga: Terapkan 4 hal ini untuk menjaga imunitas anak

Hal ini bisa membuat Si Kecil tidak memiliki waktu untuk bersantai atau bermain. Hal ini bisa membuatnya kelelahan dan stres.

Perlu memberikan ia kesempatan untuk bersantai dan beristirahat. Jika perlu, kurangilah jadwal kegiatan yang harus dilakukannya setelah selesai sekolah.

tanyakan langsung pada Si Kecil apakah ia merasa terbebani dengan aktivitas belajar tambahan yang Anda jadwalkan. Jika ia merasa stres, cobalah untuk menjadi pendengar yang baik dan biarkan ia mengeluarkan keluh kesahnya.

Baca Juga: Cara mencegah penularan Covid -19 pada anak di bawah 12 tahun

Paparan konten dewasa

Berbagai informasi bisa didapat dengan mudah, seiring kemajuan tekhnologi. Anak bisa saja terpapar konten atau informasi untuk orang dewasa, seperti berita yang menyeramkan, video kekerasan, atau bahkan pornografi.

Usahakan untuk selalu mendampingi dan memberikan pemahaman kepada anak mengenai konten yang ditontonnya.

Paparan konten dewasa ini bisa berisiko membuat anak merasa tertekan, sebgai orang tua dianjurkan untuk lebih selektif dalam memilah konten informasi dan hiburan yang diperoleh anak.

Baca Juga: Tips agar anak doyan sayur dan buah

Kurang tidur

Pastikan Si Kecil mendapatkan cukup waktu istirahat dan jangan sampai ia kurang tidur. Anak memerlukan istirahat yang cukup terutama setelah seharian beraktivitas di sekolah. 

Ini penting untuk diperhatikan, karena kurang tidur bisa berdampak buruk terhadap mood, perilaku, kemampuan menilai, serta daya ingat anak.

Saat tiba waktu istirahat, jauhkan Si Kecil dari gadget atau televisi. Waktu tidur yang direkomendasikan untuk anak usia sekolah adalah 10−11 jam setiap malam.

Baca Juga: Kenali enam gejala Long Covid-19 pada anak-anak

Intimidasi

Anak yang mendapatkan Intimidasi atau bullying baik secara fisik, verbal, atau emosional, juga berisiko membuatnya merasa tertekan.

Jika Si Kecil, seperti enggan ke sekolah tanpa alasan yang jelas, penurunan prestasi di sekolah, tidak memiliki teman, atau sering muncul luka atau cedera saat pulang sekolah, cobalah mengajaknya untuk berbicara dari hati ke hati.

Hal ini perlu dibicarakan juga dengan pihak sekolah, agar pelaku bullying mendapatkan tindakan atau teguran, sehingga hal ini tidak terus membuat anak Anda stres .

Baca Juga: Apa saja perlengkapan bayi yang tidak perlu dibeli? Simak di sini

Penyakit tertentu

Sama halnya ketika melihat atau mengetahui orang tuanya menderita penyakit serius, anak juga bisa mengalami stres ketika mengetahui bahwa dirinya terkena penyakit.

Beberapa contoh penyakit yang mungkin bisa membuat anak stres antara lain adalah diabetes, obesitas, asma, dan kanker atau leukemia.

Bila Si Kecil mengalami penyakit tersebut, ia bisa saja merasa terasing dari pergaulannya atau kegiatan sekolahnya karena harus menjalani pengobatan. Berikan dukungan moral kepada anak Anda, agar ia bisa melewati masa-masa sulit tersebut.

Baca Juga: Tips agar bayi bisa tidur dengan pulas dan nyaman

Perceraian orang tua

Ketika orang tua bercerai, anak akan menghadapi perubahan besar dalam hidupnya. Agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, anak-anak perlu mendapatkan asuhan dan kasih sayang dari keluarganya. 

Jika perceraian Anda dengan pasangan tidak bisa dihindari, jelaskanlah secara hati-hati dengan bahasa yang mudah dipahami mengenai perceraian tersebut.

Si Kecil butuh memahami  bahwa dengan berpisah, ayah dan bundanya akan dapat lebih bahagia. Cinta kalian kepadanya juga tidak akan berubah, dan ia akan terus mendapat pendampingan dan kasih sayang dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Bayi susah tidur? Intip penyebab dan cara mengatasinya

Dalam menghadapi perceraian, Anda dianjurkan untuk tidak menempatkan Si Kecil pada posisi di mana ia harus memilih salah satu dari kedua orang tuanya. Ini hanya akan membuatnya merasa bingung, tertekan, dan semakin stres.***

 

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler