Lebih jauh, Netanyahu menuduh bahwa ada hubungan antara rencana penangkapan ICC dan protes di kampus-kampus Amerika Serikat mengenai perang 'Israel' di Gaza. Ia menuturkan bahwa aksi-aksi ini adalah bentuk antisemitisme baru.
"Seperti inilah bentuk anti-Semitisme yang baru, ia telah berpindah dari kampus-kampus di Barat ke pengadilan di Den Haag," ujarnya dengan nada menuduh.
Netanyahu mengarahkan kritik kerasnya kepada Jaksa ICC, Karim Khan, yang menurutnya "dengan kejam menuangkan bensin ke dalam api antisemitisme". "Melalui keputusan yang menghasut ini, Khan mengambil tempatnya di antara kelompok anti semitisme terbesar di zaman modern," klaim Netanyahu.
Reaksi para petinggi Zionis
Menteri Luar Negeri 'Israel', Katz, menyebut upaya surat perintah penangkapan Netanyahu sebagai "aib sejarah".
Ia mengumumkan bahwa 'Israel' akan membentuk komite khusus untuk melawan hal tersebut dan memulai upaya diplomatik untuk menentangnya. "Ini adalah hari yang kelam bagi ICC," tambahnya dengan tegas.
Presiden 'Israel', Isaac Herzog, juga bereaksi keras. Ia menyatakan bahwa permohonan ICC tersebut menunjukkan bahwa "sistem peradilan internasional berada dalam bahaya kehancuran".
Di tengah ketegangan yang terus meningkat, Netanyahu berdiri teguh pada posisinya, menyatakan dengan lantang bahwa ia akan terus melanjutkan perangnya di Gaza, mengabaikan tekanan internasional dan mempertahankan apa yang ia sebut sebagai hak 'Israel' untuk membela diri.***