WartaBulukumba.Com - Di negeri yang kaya akan tradisi dan budaya seperti Indonesia, pernikahan bukan sekadar pengikatan dua insan dalam janji suci.
Ia adalah wujud manifestasi dari harapan, mimpi, dan cita-cita yang mengalir dari generasi ke generasi. Namun, dalam perjalanan menuju kematangan usia pernikahan, terdapat narasi yang tak hanya menceritakan cinta, tetapi juga pendidikan, kesehatan, dan masa depan bangsa.
Indonesia adalah tanah yang berwarna-warni oleh keragaman adat istiadat. Di banyak daerah, usia pernikahan dini adalah sesuatu yang dianggap lumrah.
Baca Juga: Remaja wajib tahu! Inilah sederet dampak pernikahan usia dini
Tradisi ini telah berakar dalam budaya dan sering kali dijustifikasi dengan alasan menjaga kehormatan keluarga. Namun, seperti awan yang menutupi matahari, mitos ini menutupi realitas yang lebih kelam.
Menurut data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Indonesia menempati peringkat ke-7 di dunia untuk jumlah perkawinan anak, dengan sekitar 1 dari 9 anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun.
Fenomena ini menyisakan pertanyaan mendasar: apakah pernikahan dini merupakan pilihan terbaik untuk masa depan?
Baca Juga: 4 pemicu serangan jantung, salah satunya pernikahan tak bahagia
Pernikahan dini sering kali menghentikan laju pendidikan mereka, seperti burung yang sayapnya dipotong sebelum sempat belajar terbang.