Dokter di Gaza ungkap dia dan keluarganya diintimidasi Zionis

- 18 Oktober 2023, 14:33 WIB
Anak-anak duduk di belakang ambulans setelah serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Al-Ahli, menurut Kementerian Kesehatan Gaza di Kota Gaza, Jalur Gaza, 17 Oktober 2023.
Anak-anak duduk di belakang ambulans setelah serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Al-Ahli, menurut Kementerian Kesehatan Gaza di Kota Gaza, Jalur Gaza, 17 Oktober 2023. /REUTERS/Mohammed Al-Masri/REUTERS

WartaBulukumba.Com - Ledakan di Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Gaza menyisakan kepiluan, meninggalkan adegan yang mengerikan.

Sebuah video yang dikonfirmasi Associated Press menunjukkan api melalap bangunan dan halaman rumah sakit yang dipenuhi dengan mayat-mayat yang sobek, banyak di antaranya adalah anak-anak kecil. Rumput di sekitar mereka dipenuhi dengan selimut, tas sekolah, dan barang-barang lainnya.

Sampai saat ini, siaran resmi Kemenkes Gaza masih menyebutkan jumlah syuhada adalah lebih dari 500 warga. Angka 850 diperoleh dari perkiraan beberapa sumber media lainnya.

Pembantaian itu terjadi ketika AS mencoba meyakinkan Israel untuk mengizinkan pengiriman pasokan kepada warga sipil yang putus asa, kelompok-kelompok bantuan, dan rumah sakit di Jalur Gaza yang kecil, yang telah berada di bawah pengepungan total sejak serangan mematikan Hamas di selatan Israel minggu lalu. Ratusan ribu orang yang semakin putus asa sedang mencari roti dan air.

Baca Juga: Zionis ancam mengebom rumah sakit, petugas medis di Gaza menolak untuk meninggalkan para pasiennya

Dokter di Gaza Mengaku Diteror Zionis

Seorang ahli bedah asal Inggris-Palestina di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza mengatakan bahwa polisi kontra-terorisme Inggris "muncul di rumah saya di Inggris dan mengganggu keluarga saya."

Diwartakan Anadolu Agency pada Dr. Ghassan Abu-Sitta, seorang ahli bedah dari Dokter Tanpa Batas (MSF) yang sering berbicara kepada media tentang kondisi medis yang sangat memprihatinkan di Jalur Gaza, yang saat ini mengalami serangan berat oleh Israel dan diblokade sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, berbagi detail insiden tersebut.

"Ia tidak akan berhenti untuk berbicara atas nama pasien-pasiennya dan menjadi saksi atas kejahatan yang sedang terjadi," katanya.

Baca Juga: Gaza di titik paling kritis: Air habis, makanan dan obat-obatan terbatas

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah