Gaza di titik paling kritis: Air habis, makanan dan obat-obatan terbatas

- 14 Oktober 2023, 12:43 WIB
Asap dan api berkobar setelah militer Israel menyerang Jihad Islam di Gaza, Selasa 9 Mei 2023 dini hari. Serangan udara tersebut menewaskan tiga petinggi Jihad Islam dan sembilan warga sipil termasuk empat anak.
Asap dan api berkobar setelah militer Israel menyerang Jihad Islam di Gaza, Selasa 9 Mei 2023 dini hari. Serangan udara tersebut menewaskan tiga petinggi Jihad Islam dan sembilan warga sipil termasuk empat anak. /ANTARA FOTO/Reuters/Mohammed Salem​​​​​​​/nym./

WartaBulukumba.Com - Gaza di titik paling kritis: Air habis, makanan dan obat-obatan terbatas. Sementara ancaman invasi dalam bentuk serangan darat sedang dipersiapkan Militer Zionis Israel.

Dalam 7 hari, Zionis Israel membunuh 1799 warga Gaza, termasuk lebih dari 500 anak, dan 44 di Tepi Barat. Sebanyak 6388 orang cedera. Dalam sehari Zionis membantai 263 orang!

Hanya di Gaza, ada  freezer es krim beralih fungsi mendinginkan mayat. Dalam sebuah video yang diunggah akun Twitter @Qudsn, terlihat sebuah freezer es krim beralih fungsi menjadi alat pendingin jenazah akibat kesulitan pemakaman karena pengeboman Zionis di mana-mana.

"Hanya di sepotong Tanah Barakah #AsSyam bernama Gaza ini, freezer es krim berubah fungsi jadi ruang pendingin jenazah sebelum bisa dimakamkan," bunyi caption akun @sahabatalaqsha yang merepost video tersebut pada Sabtu.

Baca Juga: Hamas menangkap Mayor Jenderal Israel, menyandera banyak tentara dan menguasai markas militer Zionis

Situasi di Gaza semakin genting, dengan lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza utara hanya memiliki waktu kurang dari 24 jam setelah Israel mendesak evakuasi ke wilayah selatan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa balasan dari Israel akan dimulai setelah serangan tak terduga oleh milisi Hamas pada 7 Oktober.

PBB mencatat bahwa puluhan ribu warga Gaza telah bergerak ke selatan mengikuti perintah evakuasi Israel, sementara 400 ribu lainnya telah mengungsi beberapa hari sebelumnya akibat serangan militer Israel yang terus berlanjut. Namun, sebagian warga Gaza tetap memilih tinggal meskipun risiko yang dihadapi.

"Kematian lebih baik daripada pergi," kata Mohammad, seorang warga Gaza saat berbicara di depan sebuah gedung yang hancur imbas gempuran Israel. Masjid-masjid di sekitar Gaza juga menyiarkan pesan: "Pertahankan rumahmu. Pertahankan tanahmu."

Baca Juga: Membalas serangan Hamas, Zionis Israel bombardir Gaza tanpa henti

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah