Sudan kian membara dalam perang saudara, negara-negara asing evakuasi warganya

- 23 April 2023, 06:48 WIB
Ilustrasi bendera nasional Sudan.
Ilustrasi bendera nasional Sudan. /Reuters/Umit Bekta/

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara asing telah mendesak para pemimpin militer saingan untuk menghormati pernyataan gencatan senjata yang sebagian besar telah diabaikan, dan untuk membuka jalan yang aman baik bagi warga sipil yang melarikan diri maupun untuk pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan.

Mengutip Reuters pada Ahad, Arab Saudi telah melakukan evakuasi warga Teluk dari Port Sudan di Laut Merah, 650 km dari Khartoum. Yordania akan menggunakan rute yang sama untuk warga negaranya.

Negara-negara Barat diperkirakan akan mengirim pesawat untuk warganya dari Djibouti, meskipun tentara Sudan mengatakan bandara di Khartoum dan kota terbesar Nyala di Darfur bermasalah dan tidak jelas kapan itu memungkinkan.

Baca Juga: Tentara Sudan menggempur pangkalan paramiliter dengan serangan udara, tiga pekerja PBB tewas

Seorang diplomat asing yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan beberapa staf diplomatik di Khartoum berharap untuk dievakuasi melalui udara dari Port Sudan dalam dua hari ke depan. Kedutaan Besar AS memperingatkan orang Amerika bahwa mereka tidak dapat membantu konvoi dari Khartoum ke Port Sudan dan perjalanan akan menjadi risiko pribadi masing-masing.

Tentara, di bawah Abdel Fatteh al-Burhan dan saingan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, sejauh ini gagal mematuhi gencatan senjata yang disepakati hampir setiap hari sejak permusuhan pecah pada 15 April.

Menurut data pemerintah Sudan, sebanyak 413 korban tewas dan 3.551 orang terluka, kata Juru Bicara WHO Margaret Harris dalam konferensi pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat.

Baca Juga: Tiga teori konspirasi ini 'lawan tanding' isu perubahan iklim

Sementara itu, badan anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan sedikitnya sembilan anak dilaporkan tewas dalam pertempuran di Sudan, dan lebih dari 50 anak terluka parah. Lebih lanjut Margaret mengatakan bahwa telah terjadi 11 serangan terhadap fasilitas kesehatan, termasuk 10 serangan sejak 15 April 2023.

“Menurut Kementerian Kesehatan di Sudan, jumlah fasilitas kesehatan yang berhenti beroperasi sebanyak 20. Dan masih menurut angka Kementerian Kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang berisiko berhenti adalah 12,” kata Harris, dikutip dari Antara pada Jumat.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah