Sudan kian membara! Ratusan terluka dan sedikitnya 61 korban tewas

- 18 April 2023, 22:17 WIB
Perang saudara Sudan masih terus berlangsung.
Perang saudara Sudan masih terus berlangsung. /Anadolu/

WartaBulukumba - Hingar bingar dentuman dan tembakan mewarnai Sudan hingga hari ini sejak Sabtu dalam pertempuran dua kubu bersenjata.

Pertempuran pembawa maut  antara pasukan yang bersaing di Sudan telah memicu peringatan internasional. Ratusan orang dilaporkan terluka dalam pertempuran antara militer dan pasukan paramiliter.

Mengutip Deutsche Welle pada Selasa, 18 April 2023, sedikitnya 61 orang korban tewas dan puluhan lainnya terluka saat angkatan bersenjata Sudan (SAF) bertempur melawan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter untuk menguasai negara itu untuk hari kedua, menurut Persatuan Dokter Sudan.

Baca Juga: Menakar kekuatan Jenderal al-Burhan kepala negara de facto militer Sudan yang diguncang kudeta

Organisasi dokter itu juga mengatakan sekitar 600 orang terluka dalam pertempuran yang pecah pada Sabtu itu.

Pertempuran berlanjut hingga Ahad di ibu kota Khartoum dan bagian lain negara itu setelah berbulan-bulan ketegangan meletus antara dua pemimpin militer yang bersaing.

Suara tembakan keras terdengar saat militer mendesak orang-orang untuk tetap berada di dalam rumah mereka. Sekolah, bank, dan kantor pemerintah akan ditutup pada hari Minggu.

Kedua belah pihak mengklaim bahwa mereka mengendalikan bandara utama dan instalasi lainnya.

Baca Juga: Tentara Sudan menggempur pangkalan paramiliter dengan serangan udara, tiga pekerja PBB tewas

WHO memperingatkan rumah sakit Sudan kehabisan persediaan

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia pada Selasa meminta pihak-pihak dalam konflik di Sudan untuk memberikan akses ke fasilitas medis bagi semua yang membutuhkan perawatan, memperingatkan bahwa pasokan dan personel medis di ibu kota hampir habis.

"Saya ingin sangat jelas: Semua pihak harus memastikan akses yang tidak terbatas dan aman ke fasilitas kesehatan bagi mereka yang terluka dan semua orang yang membutuhkan perawatan medis," kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Reuters pada Selasa.

Komentarnya muncul tak lama setelah komandan saingan Sudan menyetujui gencatan senjata 24 jam mulai Selasa malam setelah tekanan dari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken atas pertempuran yang melanda ibu kota Khartoum.

Baca Juga: Wali Kota di Australia geram gegara ChatGPT sebut dirinya terlibat skandal suap pejabat Indonesia

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan tentang krisis kemanusiaan di negara itu, termasuk hampir runtuhnya sistem kesehatan.

Tedros mengatakan beberapa rumah sakit sudah ditutup atau hampir tutup karena serangan dan kurangnya personel dan pasokan medis. Beberapa fasilitas kesehatan dilaporkan dijarah dan yang lainnya digunakan untuk tujuan militer, katanya.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah