Ukraina terus berupaya mengevakuasi warga sipil yang terperangkap

- 8 April 2022, 15:05 WIB
Puing-puing terlihat di lokasi rumah sakit anak-anak Mariupol yang hancur saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut di Mariupol pada 9 Maret 2022.
Puing-puing terlihat di lokasi rumah sakit anak-anak Mariupol yang hancur saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut di Mariupol pada 9 Maret 2022. /Militer Ukraina/Reuters

WartaBulukumba - Kota-kota yang puing, jalanan-jalanan utama yang berasap dan berteman ledakan adalah masih wajah Ukraina hari ini.

Reruntuhan bangunan yang menghitam dan orang-orang tergeletak dalam kepastian sebagai korban tewas dan maupun luka-luka bukan satu-satunya masalah berat bagi Ukraina.

Agenda penyelamatan berupa evakuasi terhadap warga sipil Ukraina yang terperangkap terus dilakukan.

 

Baca Juga: Italia mengusir 30 diplomat Rusia dan Moskow akan membalas

Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Jumat, 8 April 2022, pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah berkumpul kembali untuk serangan baru, dan bahwa Moskow berencana untuk merebut sebanyak mungkin wilayah di bagian timur Ukraina yang dikenal sebagai Donbas yang berbatasan dengan Rusia. 

Ukraina mengatakan pihaknya bertujuan untuk membangun hingga 10 koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil yang terperangkap pada hari Jumat, tetapi warga sipil yang mencoba melarikan diri dari Mariupol yang terkepung harus menggunakan kendaraan pribadi.

10 koridor aman yang direncanakan diumumkan oleh Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk semuanya berada di Ukraina selatan dan timur.

 

Baca Juga: Latihan pasukan NATO di Kutub Utara kian meningkat setelah operasi militer Rusia ke Ukraina

Vereshchuk mengatakan 4.676 warga sipil telah dievakuasi dari kota-kota Ukraina pada hari Kamis.

Berbagai upaya untuk menyetujui perjalanan yang aman bagi bus untuk membawa pasokan ke Mariupol dan membawa warga sipil telah gagal sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan. 

Walikota Vadym Boychenko menyebutkan korban tewas warga sipil di kota pelabuhan di Laut Azov sekitar 5.000 lebih dari sepekan yang lalu, dan puluhan ribu masih terjebak tanpa listrik dan dengan sedikit pasokan.***

Editor: Nurfathana S

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah