Abu Ubaidah ungkap kebohongan dan aib Israel Penjajah selama 200 hari perang di Gaza

24 April 2024, 22:53 WIB
Abu Ubaidah, juru bicara Al Qassam Hamas - Abu Ubaidah ungkap kebohongan dan aib Israel Penjajah dalam 200 hari perang di Gaza /Tangkapan layar video Brigade Al Qassam

WartaBulukumba.Com - Selama 200 hari militer Israel Penjajah terjebak di pasir Gaza. Di antara debu mereka terhina, malu, sebagian menjadi bangkai, kendaraan tempur menjadi rongsokan. Sementara yang hidup berusaha menutupi semuanya dengan membantai warga sipil Palestina yang tak bersenjata.

Dalam sebuah pidato berapi-api yang baru-baru ini disampaikan Abu Ubaidah, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, menyampaikan serangkaian pernyataan tegas bahwa Israel Penjajah melakukan kejahatan dan gagal dalam upaya militer mereka.

Menurut Abu Ubaidah, pasukan Israel Penjajah terjebak di pasir Gaza selama 200 hari, dan mereka terus menghadapi kegagalan dalam mengatasi perlawanan Palestina.

"Musuh hanya mampu melakukan pembantaian, penghancuran, dan pembunuhan selama 200 hari," tegas Abu Ubaidah.

Baca Juga: Fotografer Palestina raih penghargaan foto jurnalistik dunia

Israel Penjajah telah gagal menipu dunia internasional

"Kami memberitahu Netanyahu: Kematian Anda, akhir dari pendudukan Anda, dan kejatuhan Anda adalah tak terhindarkan," tegas Abu Ubaidah dalam pidato melalui video yang dirilis pada Selasa, 23 April 2024.

"Di Brigade Al-Qassam, kami hanya mendokumentasikan sebagian kecil dari serangan pahlawan kami terhadap musuh."

"Perlawanan kami akan terus berlanjut selama agresi atau kehadiran pendudukan masih berlangsung di wilayah kami. Dunia menyaksikan kekuatan mujahidin kami dan serangan-serangan menyakitkan mereka, tidak hanya dalam memukul mundur serangan musuh tetapi juga pada saat mundurnya musuh."

Baca Juga: Hamas serukan untuk menggagalkan ritual sapi merah betina di Masjid Al Aqsa

"Salah satu kebohongan pemerintah musuh adalah upayanya untuk menipu dunia agar percaya bahwa mereka telah melenyapkan Brigad Al-Qassam, padahal yang tersisa hanyalah Brigade Rafah."

"Pasukan pendudukan berusaha menipu dunia dengan klaim bahwa mereka telah melenyapkan semua faksi perlawanan, dan ini adalah kebohongan besar."

"Musuh hanya mampu melakukan pembantaian, penghancuran, dan pembunuhan selama 200 hari. Mereka mencari kemenangan, tapi di mana pun mereka mencarinya, mereka akan menemukan kami di sana, menumpahkan darah prajurit mereka."

"Serangan kami terhadap musuh akan terus berlanjut, dengan menerapkan taktik baru selama kehadirannya masih ada di setiap inci tanah kami."

Baca Juga: Zionis Israel Penjajah serang Isfahan kota 'fasilitas nuklir' Iran: Gerbang Perang Dunia III?

"Upaya pendudukan untuk menghubungkan kemenangan dengan memasuki Rafah dan menghancurkan sisa-sisa brigade di sana hanyalah upaya untuk merasakan kemenangan khayalan."

"Tentara yang fokus membunuh anak-anak dan perempuan, menghancurkan kuburan, membalas dendam pada jenazah para syuhada, menembaki warga sipil tak berdosa, mengebom truk bantuan, dan membunuh anggota kelompok bantuan kemanusiaan internasional dan lokal adalah profil tentara yang merasakan kekalahan besar, bukan tentara yang percaya diri dalam pencapaiannya."

"Kepada keluarga tahanan 'Israel': Kami lebih tulus dari pemerintah Anda," katanya, menambahkan bahwa tekanan militer tidak akan mengubah posisi mereka.

Abu Ubaidah juga mengumumkan bahwa serangan dan perlawanan akan terus berlanjut selama kehadiran pendudukan masih berlangsung di wilayah Palestina.

Dia memuji perjuangan di berbagai front, termasuk Lebanon, Yaman, dan Irak, dan menyerukan peningkatan dukungan untuk perlawanan dari umatnya.

1,7 juta warga Palestina kehilangan rumah

Sementara itu, IDF sudah bersiap sedia sepenuhnya untuk serangan ke atas Rafah dan hanya menunggu arahan dari Pemerintah Israel Penjajah.

Sampai saat ini, serangan Israel Penjajah di Utara Gaza telah menyebabkan 800.000 warga Gaza mengungsi dan 1,7 juta kehilangan tempat tinggal, menurut laporan Reuters.

Dilaporkan Wall Street Journal melaporkan pasukan militer bakal mengevakuasi penduduk dari lokasi penampungan jutaan warga Gaza tersebut selama sekitar dua hingga tiga pekan sejak operasi dilancarkan. Kendati begitu, belum diketahui kapan operasi itu dilakukan.

Lembaga penyiaran publik Israel KAN, dengan mengutip sumber militer 'Israel' yang tidak disebutkan namanya, melaporkan tentara IDF sedang bersiap untuk segera melancarkan operasi militer di Kota Rafah di Gaza selatan.

“Menurut rencana tentara, lebih dari satu juta warga Palestina di Rafah akan diminta untuk mengevakuasi daerah tersebut ke tempat penampungan yang baru-baru ini didirikan di bagian selatan dan tengah Jalur Gaza,” kata media lokal 'Israel' tersebut.

 “Semua orang tampaknya menghitung mundur perang di kamp pengungsian terbesar di dunia, yaitu Rafah,” kata ketua Dewan Pengungsi Norwegia Jan Egeland kepada AFP.

Rafah, kota yang kini berubah menjadi reruntuhan. Di sudut terjauh Jalur Gaza, lebih dari 1,7 juta jiwa mencari perlindungan, tetapi bom terus menghujani mereka. i.

Satu-satunya rumah sakit kanker di Gaza, Rumah Sakit Persahabatan Gaza, kini berubah fungsi menjadi pangkalan militer Israel Penjajah.

Gambar satelit yang diungkap oleh Al Jazeera memperlihatkan bagaimana area yang seharusnya menjadi sanctuary bagi yang sakit, kini dipenuhi dengan alat perang.

Genosida di Gaza: Angka dan fakta 

Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, sudah 34.262 warga Palestina yang gugur sejak agresi Zionis dan kini memasuki hari ke-201.

Selain itu, 77.229 lainnya mengalami luka-luka. Tragedi ini tidak hanya menghapuskan generasi, tetapi juga potensi masa depan Gaza.

Kuburan massal yang baru-baru ini ditemukan di Kompleks Medis Nasser menjadi bukti bisu atas kebrutalan yang terjadi.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler