Virus Nipah lebih mengancam dibandingkan Covid-19! Benarkah sudah ada kasus di Indonesia?

18 September 2023, 15:22 WIB
Ilustrasi tes virus Nipah /Business-standard.com

WartaBulukumba.Com - Dalam kedalaman tubuh manusia, invasi virus Nipah dimulai sebagai cerita gelap. Mereka, makhluk mikroskopis tak terlihat, melintasi batas kekebalan, mengecoh sistem pertahanan yang telah lama ada.

Mereka adalah penjelajah gelap, menuju sel-sel yang tak berdosa, membawa perubahan yang tragis. Virus ini merayap, merusak, dan merekayasa ulang kode kehidupan. Mereka mengubah tubuh menjadi medan pertempuran yang tak terlihat, tempat pertarungan antara kehidupan dan kematian terjadi tanpa ampun. Angka kematian akibat virus Nipah jauh lebih tinggi daripada virus corona, demikian pernyataan  pemerintah India.

Mengutip India Today pada  Jumat, 15 September 2023, pemerintah akan mengamankan 20 dosis lebih obat dari Australia untuk pengobatan virus Nipah.

Baca Juga: Geger! Media asing ungkap dokumen CIA rancang 'revolusi warna' di Indonesia

Saat ini, negara bagian selatan Kerala menyaksikan peningkatan kasus virus Nipah. Direktur Jenderal Dewan Penelitian Kedokteran India (ICMR) Rajeev Bahl pada hari Jumat memperingatkan bahwa angka kematian pada kasus infeksi virus Nipah sangat tinggi dibandingkan dengan infeksi Covid-19.

Dengan meningkatnya jumlah kasus aktif virus Nipah di Kerala, pusat mengumumkan keputusan untuk mengamankan 20 dosis antibodi monoklonal dari Australia untuk pengobatan virus Nipah. Virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang.

Sebanyak enam orang telah terinfeksi virus ini di Kerala, di antaranya dua orang meninggal sebelumnya.

Baca Juga: Banyak bangunan bersejarah hancur dalam gempa bumi Maroko: Korban tewas 2.012 orang, 2.059 orang terluka

Menurut DG ICMR, secara global, hanya 14 pasien yang terinfeksi virus Nipah di luar India yang telah diberikan antibodi monoklonal. Semua 14 pasien tersebut berhasil bertahan.

Rajeev Bahl menambahkan bahwa antibodi monoklonal hanya dapat diberikan sebagai "penggunaan obat belas kasihan". "Hanya uji coba fase 1 untuk menetapkan keamanan obat telah dilakukan di luar. Uji coba efikasi belum dilakukan. Obat ini hanya dapat diberikan sebagai penggunaan obat belas kasihan," katanya.

Mengenal lebih dekat virus Nipah

Infeksi virus Nipah merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia melalui hewan, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang. 

Baca Juga: Pertemuan hangat Putin dengan Kim Jong Un: Rusia-Korut bakal kerjasama militer hingga luar angkasa?

Dikutip dari laman World Health Organization (WHO) di Who.int, pada orang yang terinfeksi, penyakit ini menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para peternak.

Meskipun virus Nipah hanya menyebabkan sedikit wabah di Asia, virus ini menginfeksi banyak hewan dan menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia.

Selama wabah pertama yang diketahui terjadi di Malaysia, yang juga melanda Singapura, sebagian besar penularan pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan tubuh mereka yang terkontaminasi. Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan cairan babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa pelindung dengan jaringan hewan yang sakit.

Dalam wabah berikutnya di Bangladesh dan India, konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah) yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi kemungkinan besar merupakan sumber infeksi.

Apakah penyakit virus Nipah merupakan penyakit baru?

Jawabannya adlah tidak. Sebagaimana penjelasan di laman Infeksiemerging.kemkes.go.id, virus Nipah pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999 yang berdampak hingga Singapura. Dari wabah tersebut, dilaporkan 276 kasus konfirmasi dengan 106 kematian (CFR: 38,41%).

Sejak tahun 1998 hingga saat ini, telah dilaporkan sebanyak 700 kasus pada manusia dengan 407 kematian di 5 negara (Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina). Sebagian besar kasus (48% atau 336 kasus) dan kematian (58,5% atau 238 kematian) dilaporkan di Bangladesh.

Wabah terkini dilaporkan pada 4 Januari hingga 13 Februari 2023 di Bangladesh dengan 11 kasus (10 kasus konfirmasi dan 1 probable) dan 8 kematian (CFR: 73%). Dari 11 kasus yang ditemukan, 10 kasus memiliki riwayat konsumsi date palm sap (getah kurma) dan 1 kasus merupakan kasus kontak erat (dokter yang merawat salah satu kasus) 

Situasi virus Nipah di Indonesia

Hingga saat ini, belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Indonesia.

Akan tetapi, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) pada beberapa negara termasuk Indonesia.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler