AS tuding Rusia menggunakan rudal balistik jarak pendek dalam serangan stasiun kereta api

9 April 2022, 08:00 WIB
Sisa-sisa rudal terlihat di dekat stasiun kereta api, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Kramatorsk, Ukraina 8 April 2022. Tulisan itu berbunyi: /REUTERS/Stringer

WartaBulukumba - Kota Kramatorsk yang malang, serangan dua rudal itu telah menewaskan sedikitnya 50 orang dan banyak lagi terluka.

Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) yakin Rusia menggunakan rudal balistik jarak pendek untuk menyerang stasiun kereta api di Ukraina timur pada Jumat kemarin.

Ukraina mengatakan warga sipil yang ada di stasiun kereta api itu sebelumnya berharap untuk melarikan diri dari ancaman serangan besar Rusia.

Baca Juga: Dua roket menghantam stasiun kereta api Ukraina dan tewaskan 39 orang

Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Sabtu, 9 April 2022, pejabat senior AS dengan syarat anonim mengatakan bahwa Pentagon yakin pasukan Rusia menggunakan rudal SS-21 Scarab.

SS-21 adalah nama yang digunakan oleh aliansi militer NATO untuk jenis rudal yang dikenal sebagai Tochka di negara-negara bekas Soviet.

Sejauh ini Amerika Serikat masih menganalisis serangan itu dan tidak jelas apakah munisi tandan digunakan, kata pejabat AS itu.

Baca Juga: Ukraina terus berupaya mengevakuasi warga sipil yang terperangkap

"Kami tidak menerima penolakan Rusia bahwa mereka tidak bertanggung jawab," kata pejabat itu.

Kementerian pertahanan Rusia yang dikutip oleh kantor berita RIA mengatakan bahwa rudal yang dikatakan menghantam stasiun tersebut hanya digunakan oleh militer Ukraina dan angkatan bersenjata Rusia tidak memiliki target yang ditetapkan di Kramatorsk pada hari Jumat.

Video yang diposting di media sosial dalam beberapa pekan terakhir, yang tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters, tampaknya menunjukkan pasukan Rusia di atau dekat Ukraina mengangkut peluncur rudal Tochka.

Baca Juga: Latihan pasukan NATO di Kutub Utara kian meningkat setelah operasi militer Rusia ke Ukraina

Pejabat pertahanan AS mengatakan kekuatan tempur Rusia di Ukraina terus menurun dan berada di antara 80% dan 85% dari tingkat sebelum invasi.

Amerika Serikat memperkirakan Rusia mengumpulkan lebih dari 150.000 tentara di sekitar Ukraina sebelum serangan dimulai pada 24 Februari.***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler