Aturan baru pemilik Facebook Meta Platforms membuat marah Rusia

12 Maret 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi - Meta Platforms. /REUTERS/Dado Ruvic./

WartaBulukumba - Pemilik Facebook Pemilik Facebook Meta Platforms sedang 'memborbardir' Rusia melalui kebijakan teranyar.

Lantas Rusia pun menghadapinya dengan senjata 'anti serangan raksasa dunia maya' yang dilesakkan pemilik Metaverse.

Pemilik Facebook Meta Platforms mengatakan pada hari Jumat bahwa perubahan sementara dalam kebijakan kontennya, hanya untuk Ukraina, diperlukan untuk memungkinkan pengguna menyuarakan penentangan terhadap serangan Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Pasukan Rusia berkumpul kembali di dekat Kyiv, diduga menyiapkan serangan militer berikutnya

Kebijakan Meta hadir karena Rusia membuka kasus pidana setelah perusahaan mengatakan akan mengizinkan posting seperti itu sebagai "kematian bagi penjajah Rusia."

Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Sabtu, 12 Maret 2022, Jaksa Rusia meminta pengadilan untuk menunjuk raksasa teknologi AS itu sebagai "organisasi ekstremis," dan regulator komunikasi mengatakan akan membatasi akses ke Instagram Meta mulai 14 Maret.

"Sebuah kasus kriminal telah dimulai ... sehubungan dengan seruan ilegal untuk pembunuhan dan kekerasan terhadap warga Federasi Rusia oleh karyawan perusahaan Amerika Meta, yang memiliki jejaring sosial Facebook dan Instagram," kata Komite Investigasi Rusia.

Baca Juga: Dampak sanksi Barat, transaksi ATM milik turis Rusia di Indonesia terblokir

Komite bertanggung jawab langsung kepada Presiden Vladimir Putin. Tidak segera jelas apa konsekuensi dari kasus pidana itu.

Presiden Meta Global Affairs Nick Clegg menanggapi setelah tindakan pemerintah Rusia dengan pernyataan tweet yang mengatakan bahwa perusahaan tersebut bertujuan untuk melindungi hak berbicara sebagai ekspresi pembelaan diri yang bereaksi terhadap invasi ke Ukraina dan bahwa kebijakan tersebut hanya berlaku untuk Ukraina.

"Jika kami menerapkan kebijakan konten standar kami tanpa penyesuaian apa pun, kami sekarang akan menghapus konten dari warga Ukraina biasa yang mengungkapkan perlawanan dan kemarahan mereka pada pasukan militer yang menyerang, yang akan dianggap tidak dapat diterima," tulis Clegg.

Baca Juga: Pembicaraan nuklir Iran tersandung tuntutan Rusia yang belum selesai

"Kami tidak bertengkar dengan orang-orang Rusia. Tidak ada perubahan sama sekali dalam kebijakan kami tentang ujaran kebencian sejauh menyangkut orang-orang Rusia," tambahnya.

Meta mengizinkan postingan semisal "kematian bagi penjajah Rusia," meskipun itu tidak akan mengizinkan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap warga sipil Rusia.

Meta mengatakan perubahan sementara itu bertujuan untuk memungkinkan bentuk ekspresi politik yang biasanya melanggar aturannya.***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler