Presiden Ukraina memutuskan tetap tinggal di Kyiv menemani tentaranya yang bertahan

25 Februari 2022, 13:07 WIB
Kondisi Kyiv, Ibukota Ukraina, pasca serangan militer Rusia pada Kamis /Newsweek

WartaBulukumba - Kota utama Kyiv di Ukraina diselimuti asap di berbagai penjuru.

Dalam sebuah serangan militer yang dilancarkan Rusia pada Kamis dini hari, saat fajar belum terbit, 'kegelapan' Eropa dimulai.

Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Jumat 25 Februari 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berjanji pada hari Jumat untuk tinggal di Kyiv ketika pasukannya bertempur melawan tentara Rusia yang maju menuju ibu kota dalam serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Baca Juga: Moskow memperingatkan media agar hanya mempublikasikan informasi dari sumber resmi Rusia

Rusia meluncurkan invasi melalui darat, udara dan laut pada hari Kamis menyusul deklarasi perang oleh Presiden Vladimir Putin.

Diperkirakan 100.000 orang melarikan diri saat ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar. Puluhan dilaporkan tewas.

Pejabat AS dan Ukraina mengatakan Rusia bertujuan untuk merebut Kyiv dan menggulingkan pemerintah, yang dianggap Putin sebagai boneka Amerika Serikat.

Baca Juga: Kota-kota Ukraina kacau balau, sebagian penduduk Kyiv antre untuk menarik uang

Pasukan Rusia merebut bekas pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di utara Kyiv saat mereka maju di sepanjang rute terpendek ke Kyiv dari Belarus ke utara.

"Musuh telah menandai saya sebagai target nomor satu," Zelenskiy memperingatkan dalam pesan video saat pertempuran sengit dilaporkan terjadi di berbagai lini.

"Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara."

Baca Juga: Kremlin mengatakan operasi militer ke Ukraina sebagai pembersihan 'Nazi'

"Saya akan tinggal di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina."

Putin mengatakan Rusia sedang melakukan "operasi militer khusus" untuk menghentikan pemerintah Ukraina melakukan genosida terhadap rakyatnya sendiri - sebuah tuduhan yang disebut Barat tidak berdasar.

Dia juga mengatakan Ukraina adalah negara tidak sah yang tanahnya secara historis milik Rusia.***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler