Takut dipaksa menikah dengan pejuang Taliban, keluarga Afghanistan ini mengungsi ke Pakistan

13 September 2021, 15:07 WIB
Ilustrasi evakuasi pengungsi Afghanistan. Perempuan Afghanistan melahirkan di bantu oleh pramugari Turkish Airlanes di tengah evakuasi pengungsi ke Inggris. /Reuters

WartaBulukumba - Meninggalkan rumah leluhur adalah sesuatu yang menyakitkan, namun keluarga Afghanistan ini menempuh keputusan berat.

Semua dilakukan agar kedua saudara perempuannya selamat. Perjalanan mereka selama tiga hari penuh dketegangan. Uangnya habis hanya untuk petugas transportasi hanya untuk selamat tiba ke Pakistan.

Bumi Afghanistan yang situasinya kian kompleks sampai hari ini belum benar-benar pulih. Sebuah laporan menyebutkan sejumlah warga Afghanistan memilih kabur ke negara tetangga mereka yakni Pakistan.

Baca Juga: Taliban membolehkan perempuan belajar di universitas yang dipisahkan gender

Memilih hidup di bawah pemerintahan Taliban adalah opsi terburuk menurut perspektif sejumlah pengungsi tersebut.

Salah satu alasan besar yang mereka ungkapkan yaitu lantaran takut anak-anak perempuan mereka dipaksa menikah dengan pejuang Taliban.

Seperti dituturkan oleh salah satu pengungsi bernama Khalid Shinwari (25). Ia mengaku lega bisa meningalkan Afghanistan.

Baca Juga: Wanita Afghanistan dilarang bermain olahraga, kata Taliban

Ayah dari tiga anak itu pertama kali pindah ke Pakistan sejak perang saudara di Afghanistan pada tahun 1990-an yang membawa kemenangan bagi Taliban dan mengambil alih pemerintahan untuk pertama kalinya.

Putri Khalid mengungkapkan bahwa keputusan untuk memilih Pakistan berdasarkan penilaian negara Pakistan lebih aman.

"Kami menghabiskan beberapa tahun di kota Kohat bekerja keras siang dan malam," ungkapnya.

Baca Juga: Pasukan khusus Inggris menyamar sebagai wanita di Afghanistan, Taliban tertipu

Khalid Shinwari juga menceritakan bahwa pada tahun 2007 situasi di Afghanistan pernah stabil. Banyak investor masuk.

Pertumbuhan ekonomi Aghfanistan saat itu sangat pesat. Berbagai jenis bisnis berkembang dengan cepat.

"Kemudian kami memutuskan untuk kembali ke negara kami," katanya.

Keluarganya senang bisa kembali ke tanah air mereka meskipun ada gejolak di beberapa bagian negara, katanya.

Baca Juga: Taliban telah membebaskan ulama berpengaruh Afghanistan

"Saya mulai bekerja di restoran Kabul membuat roti dan menghasilkan cukup uang untuk menghidupi keluarga saya yang tinggal di Nangarhar. Keluarga saya baik-baik saja, dengan semua saudara menabung cukup uang untuk membangun rumah," kenangnya.

Namun saat pemerintah Afghanistan tidak mampu membendung kekuatan Taliban yang menyebabkan keruntuhan pemerintahan akhirnya mengakibatkan munculnya kisah-kisah pelarian banyak keluarga yang didera ketakutan.

"Ada desas-desus di daerah yang berdekatan dengan kami bahwa Taliban akan menuntut anak perempuan," tuturnya.

Baca Juga: Taliban terbangkan helikopter Black Hawk milik Amerika Serikat dengan seseorang tergantung di bawahnya

Ia mengungkapkan memiliki empat saudara perempuan dan dua di antaranya belum menikah.

"Kami melakukan perjalanan yang sulit untuk menyelamatkan dua saudara perempuan yang belum menikah ini," ujarnya.

"Saya tidak ingin mereka dipaksa menikah dengan pejuang Taliban," imbuhnya.

Baca Juga: Inilah tantangan baru Taliban setelah menguasai Afghanistan

 

 

Disclaimer: artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-rakyat.com berjudul "Taliban Paksa Wanita untuk Menikah, Kisah Keluarga Afghanistan yang Kabur ke Pakistan".***

Editor: Nurfathana S

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler