WartaBulukumba.Com - Di balik renyah kue jipang di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, kita akan mudah menemukan semangat konservasi kuliner.
Gula aren, dengan rona karamelnya yang dalam dan aroma memikat, menambahkan kedalaman rasa yang kaya. Gula merah memercikkan nuansa nostalgia dan keintiman ke dalam setiap gigitan kue jipang.
Bersama-sama, beras ketan dan gula merah tidak hanya menciptakan jajanan, tetapi juga mengabadikan cerita dan tradisi dalam setiap lapisan keemasannya yang renyah.
Baca Juga: Atika: Seserpih cahaya di timur Bulukumba dari balik aroma bale tapa
Kuliner tradisional kue jipang adalah juga sebagai jendela memandang masa lalu yang terjaga di Desa Bajiminasa, Kecamatan Rilau Ale.
Berasal dari resep turun-temurun, kue jipang bukan hanya makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan keberlanjutan budaya.
Di balik kehangatan rasa yang disajikan, terdapat cerita dari para pengrajin yang dengan sabar mengolah beras menjadi mutiara-mutiara kecil yang kemudian diselimuti gula merah cair hingga kering dan mengeras menjadi kepingan emas yang renyah.
Karang Taruna Nusa Indah: Menenun Asa Melalui Inovasi