Revitalisasi warisan kuliner di Bulukumba: Strategi pengembangan kue jipang di Desa Bajiminasa

24 April 2024, 07:59 WIB
Ilustrasi kue jipang - /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Di pasar-pasar tradisional Bulukumba, warisan kuliner berupa kue jipang bagai permadani yang teranyam dari butir-butir beras ketan, mengembang menyerupai permata kasar  yang disulap oleh sengatan api.

Teksturnya yang renyah membisikkan kisah masa lalu Bulukumba, sebuah bisikan yang pecah saat digigit, melepaskan kenangan-kenangan yang manis dan lengket.

Gula aren yang dilelehkan dalam lipatan-lipatan kue ini menjadi saksi proses metamorfosis, mengikat setiap serpihan beras menjadi sebuah kesatuan yang garing namun menggoda.

Baca Juga: Dana Mitra Tani Bulukumba menjajaki kerjasama dengan Kedai Kopi Litera

Strategi Pengembangan Produk Kue Jipang

Karang Taruna Nusa Indah, Dana Mitra Tani (DMT), serta Gerakan Petani Alami Bajiminasa (Gertani) dan beberapa tokoh dari Era Store membahas strategi pengembangan produk kue jipang/WartaBulukumba.Com

Permata kuliner ini sangat mudah dijumpai di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, khususnya di Desa Bajiminasa.

Sebuah desa yang sederhana namun kaya dengan warisan budaya dan tradisi. Selain kekuatan dari sektor pertaniannya yang tangguh, desa ini juga mengandung potensi tak tergali lainnya: kue jipang.

Pada sebuah diskusi hangat di Selasa malam, 23 April 2024, suasana di Desa Salassae, beberapa kilometer dari Desa Bajiminasa, dipenuhi oleh semangat kolaboratif.

Di markas Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS), terlihat kelompok anak muda yang antusias membahas masa depan yang lebih cerah terkait kue jipang.

Baca Juga: Geliat petani aren dan Dana Mitra Tani Bulukumba merengkuh DAS Balangtieng dalam gerakan hijau dan koperasi

Ketua Dana Mitra Tani (DMT) Bulukumba, Sri Puswandi, bersama pengusaha kue jipang tradisional di Desa Bajiminasa/WartaBulukumba.Com

Mereka adalah Karang Taruna Nusa Indah, Dana Mitra Tani (DMT), serta Gerakan Petani Alami Bajiminasa (Gertani) dan beberapa tokoh dari Era Store—semuanya berkumpul untuk satu tujuan mulia: menjelajahi dan memaksimalkan potensi dari Desa Bajiminasa melalui pengembangan produk kue jipang.

Diskusi ini difasilitasi KSPS. Ketua KSPS Muhammad Nur memandu diskusi yang juga sebuah simposium kecil penuh dengan pemikiran mendalam dan strategis.

Para peserta berbagi ilmu mengenai Bisnis Model Canvas (BMC), suatu alat yang diharapkan bisa melukis gambaran komprehensif mengenai bagaimana kue jipang—sepotong sejarah yang lezat ini—bisa diolah tidak hanya sebagai panganan, tetapi sebagai peluang.

Model yang mereka bahas meliputi aspek pemasaran, distribusi, dan pengelolaan bisnis secara keseluruhan. Dengan kolaborasi antar berbagai entitas ini, diharapkan Bajiminasa tidak hanya akan mempertahankan, tetapi juga memperluas warisan kulinernya dan pada akhirnya, meningkatkan kesejahteraan bagi para pelaku usaha kue jipang dan secara lebih luas, bagi ekonomi lokal.

Baca Juga: Jejak manis petani gula aren dan Dana Mitra Tani Bulukumba: Menyalakan tungku kesadaran ekologis dan koperasi

Ekonomi berbasis kearifan lokal dan potensi wisata

Potensi Desa Bajiminasa dalam pengembangan produk kue jipang diperkuat penjelasan Sri Puswandi, Ketua Dana Mitra Tani (DMT), yang dikenal berperan aktif dalam upaya revitalisasi ekonomi desa melalui inisiatif kuliner. 

"Kami melihat kue jipang bukan hanya sebagai produk, tapi sebagai cerita dan warisan yang mampu menghubungkan generasi serta meningkatkan ekonomi lokal," ungkap Wandi, sapaan akrabnya, pada Rabu, 24 April 2024.

Kue ini bukan sekadar makanan, menurut Wandi, melainkan simbol dari keberlanjutan budaya dan kearifan lokal yang dijaga kesinambungannya melalui setiap gigitan lembut yang menyenangkan.

"Dengan strategi pemasaran yang tepat dan pelestarian nilai tradisional, kami yakin kue jipang bisa menjadi simbol dari inovasi dan kearifan lokal Bajiminasa," imbuhnya dengan nada optimis.

Dengan pengembangan yang tepat, kue jipang bukan hanya akan menjaga kekayaan budaya, namun juga menjadi kekuatan yang mendorong desa ini menjadi titik destinasi wisata kuliner.

"Dengan bantuan teknik pengelolaan dan promosi yang modern, seperti yang didiskusikan melalui BMC, diharapkan mampu membuka banyak pintu," harap Wandi.

Strategi pemasaran yang efektif akan menciptakan identitas brand untuk kue jipang yang kuat, distribusi yang cerdas akan menjangkau pasar-pasar baru, dan manajemen yang baik akan menjamin keberlanjutan produksi serta kualitas.

"Namun, tidak semua tantangan dapat diatasi dengan strategi bisnis semata. Perlu adanya pengertian mendalam tentang nilai-nilai yang melekat pada produk ini. Hal ini termasuk memahami keunikan dari proses pembuatan jipang, yang tidak hanya melibatkan bahan dan teknik, tetapi juga hati dan jiwa pembuatnya," tandas Wandi.

Menggali lebih dalam, inisiatif ini juga menawarkan peluang edukatif. Dengan membuka diri terhadap peluang wisata, Bajiminasa dapat menyelenggarakan workshop membuat kue kue jipang, demonstrasi kuliner, dan bahkan festival tahunan yang menampilkan kue jipang sebagai bintangnya.

Ini tidak hanya akan memperkaya pengetahuan dan keterampilan penduduk lokal, tetapi juga mengukuhkan Desa Bajiminasa sebagai pusat kebudayaan dan kuliner.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler