Selain Corona, Guinea juga harus menghadapi Epidemi Virus Ebola

- 15 Februari 2021, 23:48 WIB
Petugas kesehatan memindahkan jasad wanita yang tewas akibat virus Ebola di distrik Abeerden, Freetown, Sierra Leone, Selasa (14/10).
Petugas kesehatan memindahkan jasad wanita yang tewas akibat virus Ebola di distrik Abeerden, Freetown, Sierra Leone, Selasa (14/10). /Foto: REUTERS/Josephus Olu-Mammah

WartaBulukumba - Diare, muntah, hingga pendarahan merupakan gejala umum dari korban yang diserang virus Ebola.

Selain Ebola, negara Guinea juga masih harus melawan wabah Covid-19. Sejauh ini ada 14.895 kasus Covid-19 yang ditemukan dan 84 kematian dicatat. Guinea menetapkan status epidemi Ebola usai laporan kasus kematian di negara tersebut meningkat.

Para pasien yang masih mengeluhkan gejala saat ini sedang dalam perawatan insentif dan diisolasi sementara.

Baca Juga: Militer Myanmar: Sedikitnya 8 Juta Pemilih Palsu dalam Pemilu yang dimenangkan Aung San Suu Kyi

"Merupakan keprihatinan yang sangat besar untuk melihat kebangkitan kembali Ebola di Guinea, sebuah negara yang telah sangat menderita karena penyakit tersebut," jelas Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, seperti dikutip Reuters, Senin 15 Februari 2021.

"Menghadapi situasi ini dan sesuai dengan peraturan kesehatan internasional, pemerintah Guinea mengumumkan epidemi Ebola," ucap Kementerian Kesehatan setempat, dikutip dari Reuters.

Wabah Ebola telah menyerang Afrika Barat sejak tahun 2013-2016 di Nzerekore, wilayah itu juga terus berupaya mengatasi penyebaran Ebola yang setidaknya sudah membunuh lebih dari 11 ribu orang.

Baca Juga: YouTube dinobatkan sebagai Aplikasi Terpopuler di Indonesia

Sebagian besar kasus Ebpla ditemukan di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. 

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: REUTERS RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah