Ratib Al Haddad
Kemudian, acara berlanjut dengan pembacaan Ratib Al Haddad, bacaan zikir dan wirid yang telah menjadi bagian dari tradisi spiritual umat Islam. Ratib Al Haddad dipimpin oleh DR.KH.Raden Ahmad Arfandy.M.Fil, Pimpinan Majelis Dzikir Al.Awwabien, Kalimantan Timur.
Disusun oleh Habib Abdullah Al-Haddad, ulama abad ke-11 Hijriyah, Ratib Al Haddad adalah rangkaian ayat suci Al-Quran dan doa yang penuh makna. Saat pembacaan dimulai, suasana masjid berubah menjadi lebih hening dan khusyuk. Setiap kata dari Ratib Al Haddad terdengar jelas, membawa pesan pujian dan pengagungan kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW.
Pembacaan ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga sarana introspeksi dan pemurnian jiwa. Ratib Al Haddad, yang berisi permohonan rahmat, ampunan, dan keberkahan, menjadi medium bagi jamaah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam kebersamaan ini, mereka mencari ketenangan jiwa, memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta, dan memperkuat keimanan.
Membaca Ratib Al Haddad dapat membantu umat Muslim dalam mencapai ketenangan jiwa, memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, dan memperkuat keimanan. Bacaan doa ini juga sering diiringi dengan gerakan-gerakan dzikir tertentu, seperti berdzikir dengan menghitung tasbih.
Gerakan dzikir yang diiringi dengan hitungan tasbih menambah kedalaman momen spiritual ini. Setiap gerakan seolah menjadi simbolisasi perjalanan rohani, sebuah perjalanan menuju kedekatan dengan Ilahi.***