Sejarah syiar Islam pertama kali berpendar di utara Bulukumba: Jejak Guru Assing dari Enrekang ke Bingkarongo

- 5 Juli 2023, 05:00 WIB
Ilustrasi - Sejarah Bulukumba dari pinggir: Menelusuri cahaya syiar Islam pertama kali berpendar di Rilau Ale masa silam
Ilustrasi - Sejarah Bulukumba dari pinggir: Menelusuri cahaya syiar Islam pertama kali berpendar di Rilau Ale masa silam /Unsplash

Pendapat lain menyebutkan bahwa Guru Assing adalah muurid dari Dato ri Tiro. Namun pendapat ini termasuk lemah lantaran Guru Assing menurut riwayat lebih banyak mengajarkan fikih. Sedangkan Dato ri Tiro cenderung lebih ke tasawuf.

Datuk Patimang atau Datuk Sulaiman dan bergelar Khatib Sulung adalah seorang ulama dari Koto Tangah, Minangkabau yang menyebarkan agama Islam ke Kerajaan Luwu, Sulawesi sejak kedatangannya pada tahun 1593 atau penghujung abad ke-16 hingga akhir hayatnya.

Dia bersama dua orang saudaranya, yaitu Datuk ri Bandang yang bernama asli Abdul Makmur dengan gelar Khatib Tunggal dan Datuk ri Tiro atau Dato ri Tiro yang bernama asli Nurdin Ariyani dengan gelar Khatib Bungsu menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan pada masa itu, dimulai dari Bontotiro, Bulukumba.

Baca Juga: Melihat Bulukumba dari jalan rusak puluhan tahun pada tiga dusun di Rilau Ale

Mereka menyebarkan agama Islam dengan cara membagi wilayah syiar mereka berdasarkan keahlian yang mereka miliki dan kondisi serta budaya masyarakat Sulawesi Selatan atau Bugis Makassar ketika itu.

Datuk Patimang yang ahli tentang tauhid melakukan syiar Islam di Kerajaan Luwu, sedangkan Datuk ri Bandang yang ahli fikih di Kerajaan Gowa dan Tallo sementara Datuk ri Tiro yang ahli tasawuf di daerah Tiro, Bulukumba.

Pada awalnya Datuk Patimang dan Datuk ri Bandang melaksanakan syiar Islam di wilayah Kerajaan Luwu, sehingga menjadikan kerajaan itu sebagai kerajaan pertama di Sulawesi Selatan yang menganut agama Islam.

Dengan hikmat dan penuh kasih, Guru Assing merawat dan mengurus masjid setempat. Suara azan yang lantang menggema di atas bumi, mengundang umat untuk berhimpun dalam ketaatan.

Baca Juga: Gerakan natural farming di Bulukumba: Cara memanfaatkan lahan pekarangan rumah ala Kepala Desa Salassae

Selain tauhid, Guru Assing mengajarkan rukun-rukun shalat, tuntunan wudhu yang benar, dan lainnya.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x