Ratib Al Haddad bergema dalam peringatan Isra Mi'raj di Masjid Baburrahman Palampang Bulukumba

27 Januari 2024, 21:24 WIB
Ratib Al Haddad bergema dalam peringatan Isra Mi'raj di Masjid Baburrahman Palampang Bulukumba /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Cahaya lampu memantul lembut dari dinding masjid, menciptakan aura spiritual yang hangat. Merengkuh Kelurahan Palampang, Kecamatan Rilau Ale, tepat di Masjid Jami Baburrahman. Pada Sabtu malam, 27 Januari 2024, ruang suci masjid itu bermetamorfosis menjadi samudra manusia, berpadu dalam satu niat suci memperingati Isra' Mi'raj. Lalu menyatu dalam doa dan zikir di kawasan utara Bulukumba ini.

Seusai shalat Isya berjamaah, Komunitas Pendakwah Keren (KPK) Bulukumba, inisiator acara, mulai menyambut jamaah. A. Ningrat Mahawardhana, dai dari KPK, tampak sibuk memastikan semuanya berjalan lancar, kemudian memandu acara. 

KH Dr. Abdul Hakim Bohari, S. Ag, Ketua Pengurus Masjid Jami Baburrahman sekaligus Ketua PCNU dan Wakil Ketua Umum MUI Kabupaten Bulukumba, mengawali acara dengan kata sambutan kepada Majelis Dzikir yang akan memimpin Ratib al Haddad.

Baca Juga: Dai Bulukumba: 'Pangeran-pangeran kaya Arab bergelimang judi dan tari perut, melupakan Palestina!

Dia berbicara tentang pentingnya memperingati Isra' Mi'raj sebagai momen refleksi dan pembaruan iman.

"Di malam yang penuh berkah ini, kita berkumpul bukan hanya untuk mengenang peristiwa Isra' Mi'raj, tapi juga untuk menghidupkan kembali nilai-nilai spiritual yang terkadang luput dari kehidupan kita sehari-hari," ujar KH Dr. Abdul Hakim Bohari, S. Ag, dengan suara yang penuh kehangatan.

"Kita di sini, bersama-sama, untuk mengingatkan diri kita tentang pentingnya menjaga hubungan kita dengan Allah dan sesama. Ratib Al Haddad yang kita baca bersama malam ini adalah simbol dari perjalanan kita menuju kedekatan dengan Yang Maha Kuasa, dan refleksi dari cinta kita kepada Rasulullah SAW," tuturnya.

Malam itu, di antara jamaah, terlihat wajah-wajah familiar para dai muda Bulukumba, di antaranya seperti Ustadz Andi Armayadi, Ustadz Ahmad Rafiq, dan sederet dai muda lainnya dari KPK. Mereka duduk bersama jamaah, menyatu dalam doa dan dzikir. Kebersamaan ini menciptakan suasana yang indah dan menyentuh, sebuah gambaran umat yang bersatu dalam doa dan harapan.

Baca Juga: Penghargaan dari BKKBN Pusat: Bulukumba Terbaik Ketiga Nasional

Ratib Al Haddad

Kemudian, acara berlanjut dengan pembacaan Ratib Al Haddad, bacaan zikir dan wirid yang telah menjadi bagian dari tradisi spiritual umat Islam. Ratib Al Haddad dipimpin oleh DR.KH.Raden Ahmad Arfandy.M.Fil, Pimpinan Majelis Dzikir Al.Awwabien, Kalimantan Timur.

Disusun oleh Habib Abdullah Al-Haddad, ulama abad ke-11 Hijriyah, Ratib Al Haddad adalah rangkaian ayat suci Al-Quran dan doa yang penuh makna. Saat pembacaan dimulai, suasana masjid berubah menjadi lebih hening dan khusyuk. Setiap kata dari Ratib Al Haddad terdengar jelas, membawa pesan pujian dan pengagungan kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW.

Pembacaan ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga sarana introspeksi dan pemurnian jiwa. Ratib Al Haddad, yang berisi permohonan rahmat, ampunan, dan keberkahan, menjadi medium bagi jamaah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam kebersamaan ini, mereka mencari ketenangan jiwa, memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta, dan memperkuat keimanan.

Membaca Ratib Al Haddad dapat membantu umat Muslim dalam mencapai ketenangan jiwa, memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, dan memperkuat keimanan. Bacaan doa ini juga sering diiringi dengan gerakan-gerakan dzikir tertentu, seperti berdzikir dengan menghitung tasbih.

Gerakan dzikir yang diiringi dengan hitungan tasbih menambah kedalaman momen spiritual ini. Setiap gerakan seolah menjadi simbolisasi perjalanan rohani, sebuah perjalanan menuju kedekatan dengan Ilahi.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler