Diskusi dalam Youth Camp Sulawesi Selatan di Bulukumba akan bahas tambang ilegal hingga kasus Rempang

- 20 September 2023, 18:54 WIB
Ilustrasi tambang ilegal
Ilustrasi tambang ilegal /pixabay/Kurt Bouda/

"Kami ingin menciptakan sesuatu yang lebih berarti daripada pertemuan pemuda biasa," kata Rahmat Suardi, S.P., kepada kontributor WartaBulukumba.Com, Sri Puswandi, pada Rabu, 20 September 2023.

Baca Juga: Pulau Rempang: Antara warisan sejarah dan investasi besar

Rahmat Suardi menceritakan, Kemah Pemuda Sulsel muncul sebagai upaya untuk menggalang semangat pemuda Sulawesi Selatan dalam merawat nilai-nilai Sumpah Pemuda.

"Kemah ini bukan hanya sebatas acara perkemahan biasa. Ini adalah tempat di mana pemuda Sulawesi Selatan berdialog tentang masa depan mereka, bukan hanya dalam konteks pribadi, tetapi juga dalam konteks kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Kami ingin para pemuda tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor perubahan, ini sebuah perayaan semangat pemuda yang memadukan dialog kepemudaan, aksi nyata, seni, dan kecintaan pada alam, hingga simpul belajar bagi pemuda Sulsel," urai Rahmat Suardi.

Ada sederet kegiatan yang sangat menarik dalam Youth Camp Sulawesi Selatan di Bulukumba. Salah satunya adalah aksi pembersihan sungai. Pemuda-pemuda  bersama dengan masyarakat lokal, akan bekerja bersama-sama membersihkan Sungai Salajueng. Meskipun sebenarnya, Sungai Salajueng sudah bersih, namun ini merupakan uppgrade keebersihan di lokasi ini.

Selain itu, ada kegiatan penanaman pohon sebagai bentuk kontribusi terhadap pelestarian alam. Ada dialog pemuda hingga pementasan seni yang mencerminkan kekayaan budaya Sulawesi Selatan. 

Baca Juga: Melihat Bulukumba dari Sungai Balantieng: Tambang Galian C versus kegelisahan petani

Dialog dan Pernyataan Sikap Bersama

Juga bakal ada sesi pembacaan sikap pemuda Sulsel dalam Youth Camp Sulawesi Selatan. Pernyataan sikap juga akan mencakup isu-isu lingkungan yang sanggat urgen. Mulai tambang ilegal yang marak di berbagai tempat di Bulukumba hingga isu nasional seperti konflik agraria di Pulau Rempang.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari beberapa organisasi pemuda, mahasiswa, dan organisasi masyarakat, termasuk Karang Taruna Desa Salassae, Dana Mitra Tani, Himpunan Mahasiswa Salassae, Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS), dan Serikat Petani Alami Bajiminasa, Serikat Petani Alami Butta Toa Bantaeng, Gerakan Aspirasi Perempuan Desa Kabupaten Bantaeng, Komunitas Perempuan Nelayan Sipitangngarri Jeneponto, Yayasan Bina Desa. Media partner kegiatan ini adalah WartaBulukumba.Com dan NarasiSulsel.Com.

Lingkaran gotong royong berbagai elemen ini bersatu untuk memberikan kontribusi positif bagi Sulawesi Selatan.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah