Melihat Bulukumba dari Sungai Balantieng: Tambang Galian C versus kegelisahan petani

- 5 Maret 2023, 15:39 WIB
Sungai Balantieng yang mengaliri beberapa kecamatan di Kabupaten Bulukumba.
Sungai Balantieng yang mengaliri beberapa kecamatan di Kabupaten Bulukumba. /Instagram.com/@donggia_kahayya

WartaBulukumba - Gemericik air Sungai Balantieng masih merdu. Seolah menjawab cericit burung yang hinggap di dahan-dahan pepohonan yang mengawal sepanjang tepiannya. Ada semak belukar saling menyapa dengan batu-batu. Bulukumba masa silam pun masih terbayang dari sungai ini.

Anak-anak desa di pelosok Bulukumba kerap bermain air di sungai ini, sambil tertawa dan berteriak-teriak kesenangan. Mereka saling mengejar dan menumpahkan air ke satu sama lain. Beberapa anak lainnya sedang sibuk mencari batu-batu kecil dan entah apa lagi di dasar sungai. Tangan mereka menggerayangi dasarnya.

Sungai Balantieng bagi sebagian kalangan, mendatangkan aliran kesadaran terhadap ekosistem dan habitat di sekitar sungai yang mengalir membelah beberapa kecamatan di Kabupaten Bulukumba ini.

Baca Juga: Melihat Bulukumba dari Desa Salassae: Gotong royong penuh cinta dalam perbaikan jalan

Warga Menolak Keras Eksploitasi Melalui Tambang Galian C

Salah satu desa yang masuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Balantieng, yaitu Desa Batukaropa di Kecamatan Rilau Ale, sedang dialiri resah.

Masyarakat Desa Batukaropa yang sebagian besar bekerja sebagai petani menilai keberadaan tambang di Sungai Balantieng berpotensi merusak lignkunqan hidup dan tatanan sunqai.

Lebih jauh lagi, berpotensi merusak bendunqan irigasi persawahan warqa Desa Batukaropa yang selama ini menqalirkn air ke persawahan dengan luas kurang lebih 300 Ha. Lokasi tambang itu juga tidak jauh dari pemukiman warga serta jembatan besar Sungai Balantieng.

Baca Juga: Menyesap Bulukumba dari secangkir kopi: Liberica yang langka hanya tumbuh di Desa Anrang

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x