Mengulik tari angngaru yang selalu menyambut tamu kehormatan di Bulukumba

- 23 Mei 2023, 14:53 WIB
Tari angngaru sambut Kapolda Sulsel  di Rujab Bupati Bulukumba
Tari angngaru sambut Kapolda Sulsel di Rujab Bupati Bulukumba /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Dalam balutan baju perang berwarna hitam, dengan tatap mata tajam seperti mata elang, destar mengikat kepala dan keris terhunus di tangan seorang 'prajurit Bulukumba' yang gagah berani berjongkok di hadapan Sombayya.

Dengan hati yang teguh dan kepercayaan yang tak tergoyahkan, sang prajurit menghunus kerisnya, sinar peraknya memancarkan kehadiran yang menggetarkan jiwa. Dalam cengkraman erat, 'prajurit Bulukumba' itu melafalkan ikrar sumpah setia yang melintasi bibirnya. Suaranya lantang menyumpahkan kesetiaannya dengan kata-kata yang terpahat dalam sejarah, janji yang mengikatnya pada takdirnya yang tak terpisahkan dari kerajaan. 

Pemandangan atraksi budaya itu terlihat di pelataran Rujab Bupati Bulukumba saat penyambutan Kapolda Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal (Irjen) Setyo Boedi Moempoeni Harso yang melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bulukumba pada Selasa, 23 Mei 2023.

Baca Juga: Inilah karya-karya monumental budayawan dan seniman Bulukumba Drs Muhannis

Dalam tradisi yang mengakar kuat di masyarakat Bugis Makassar, terdapat dua sumpah sakral yaitu Angngaru Tumanurung, yang merupakan ikrar sang Sombayya (raja) kepada rakyatnya, dan Angngaru Tubarani, sebuah ritual sumpah yang dilakukan oleh prajurit kepada Sombayya.

Yang biasanya kita saksikan sebagai atraksi budaya adalah Angngaru Tubarani, sebuah tradisi yang telah mengalami transformasi signifikan.

Dalam konteks zaman modern ini, Angngaru Tubarani telah mengalami redefinisi sebagai sebuah bentuk pertunjukan budaya.

Baca Juga: Mushaf Al Quran tulisan tangan berusia 200 tahun di Sinjai dan Bone

Ada proses perubahan bentuk dan makna Angngaru dari sebuah ritual yang sakral menjadi sebuah komoditas dalam pertunjukan budaya.

Perubahan makna Angngaru tidak dapat dilepaskan dari perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi dalam masyarakat Makassar. Faktor-faktor seperti globalisasi dan kebutuhan akan pengembangan sektor pariwisata telah memainkan peran penting dalam mengubah makna dan interpretasi budaya ini.

Angngaru yang dulunya diartikan sebagai sebuah ritual sakral, kini telah bertransformasi menjadi sebuah komoditas budaya yang dikonsumsi secara massal.

Baca Juga: Membaca kata 'tunggu' dan 'pulang' dalam novel 'Sang Waktu' karya pegiat literasi Bulukumba

Saat tiba di rumah jabatan Bupati Bulukumba, orang nomor satu di Polda Sulsel ini, selain tari angngaru, juga disambut dengan lellung, dan tari paduppa.

"Kita sambut Pak Kapolda dengan penampilan tari dari Sanggar Seni Katangka, salah satu mitra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bulukumba," kata Kepala Disdikbud Bulukumba, Andi Buyung Saputra.

Buyung menjelaskan bahwa penyambutan tari menjadi tradisi budaya yang selalu dilakukan oleh Pemkab Bulukumba saat kedatangan tamu dari luar.

Baca Juga: Kain tenun Kajang dari Bulukumba sudah layak mendapatkan Haki IG

"Kita punya beberapa mitra Sanggar Seni. Kita gilir yang tampil," kata Andi Buyung Saputra.

Kunjungan kerja Kapolda Sulsel Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso ini merupakan kunjungan kerja pertamanya di Bumi Panritalopi Bulukumba sejak menjabat awal bulan April yang lalu.

Kapolda didampingi oleh beberapa Pejabat Utama Polda Sulsel, diantaranya Karo SDM, Kabid Humas, Kabid Propam dan Dir Pamobvit.

Sementara di Pendopo Rujab Bupati, tampak hadir Forkopimda, serta puluhan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda.***

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x