WartaBulukumba - Berlayar ke samudra sejarah, menyelami budaya juga selalu membawa serta legenda. Begitu pula halnya yang berkibar-kibar pada histori perahu Pinisi dari Bulukumba.
Salah satu catatan sejarah penting dalam perjalanan Bulukumba bahkan Indonesia adalah bahwa pada Kamis 7 Desember 2017, Pinisi resmi menjadi warisan budaya dunia UNESCO yang ditetapkan di Paris, Perancis.
UNESCO memutuskan bahwa seni pembuatan kapal Pinisi dari Bulukumba Sulawesi Selatan terpilih sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural of Humanity).
Menyusuri legenda perahu Pinisi di jagat folkore, perahu ini selalu ditautkan dengan sebuah cerita rakyat yang memuat kisah Sawerigading.
Legenda Sawerigading
Sawerigading, putra Mahkota kerajaan Luwu di pesisir Sulawesi Selatan baru saja pulang.
Sang Pangeran yang gagah perkasa ini baru pulang melanglang buana. Di kampung halamannya, ia justru jatuh hati pada saudara kembarnya sendiri, Watentri Abeng yang jelita. Tentu saja Sang Puteri menolak cinta terlarang ini. Raja dan Permaisuri pun murka.
Baca Juga: Asal muasal Pinisi Bulukumba dalam cerita rakyat 'Sawerigading'