Hadir memperkaya jagat sastra: 'Sepotong Tangan untuk Indonesia' lahir dari pegiat literasi Bulukumba

- 16 Maret 2023, 16:34 WIB
Hadir memperkaya jagat sastra: 'Sepotong Tangan untuk Indonesia' lahir dari pegiat literasi Bulukumba
Hadir memperkaya jagat sastra: 'Sepotong Tangan untuk Indonesia' lahir dari pegiat literasi Bulukumba /Rumah Buku Bulukumba

Baca Juga: Buku terbaru 2021 'Hujan dan Senja yang Tak Lagi Sama', antologi prosa puitika pegiat literasi Bulukumba

"Tak tinggal diam, tangan melambai pada sepotong kata: Hidup tanpa orang dalam adalah omong kosong. Fenomena kita hari ini begitu menyeruak. Terkapar oleh luka dan terpapar cahaya kebingungan. Roda pengetahuan sering tidak mendapatkan perhatian khusus untuk menemukan diri sendiri. Istilah determinisme jadi alasan untuk tidak melakukan transaksi pengetahuan. Ini bukan perkara kecil yang dialami manusia. Penyakit determinan sudah jadi obrolan bagai makanan di atas meja: Siap untuk dilahap bersama," tulisnya.

"Orang-orang mulai berlari dan melompat dengan argumentasi paling unik. Seolah tak ada lagi pengetahuan benar selain argumentasi sendiri. Ego pengetahuan menampik kekuasaan. Kebingungan mulai menanjak. Dan kemalasan, kian meningkat di antara waktu. Kesadaran terkunci dengan cara paling serius. Cuitan modernisasi jadi kanker di atas kehidupan manusia. Kembang Indonesia mengangang dengan sapu tangan di lutut: Menandakan lelah sudah mempersiapkan diri. Kerja ekonomi tak lagi menyoal sumber daya manusia. Tapi, ekonomi kita membentuk demarkasi pada manusia. Teriakan tangan memberi isyarat, 'saatnya ekonomi jadi sajak perlawanan.' Mengitari kehidupan dengan kewarasan."

 

Dia lantas meyakinkan, buku kecil ini hadir dengan takdir menyakitkan. Beberapa kata terjebak pada tebaran nominasi.

Baca Juga: Melayari asal usul Pinisi Bulukumba dari cerita rakyat 'Sawerigading'

"Tapi, sengaja aku sampaikan agar setiap kata mencari dirinya sendiri. Tak seperti dengan realitas kita yang memiliki sapu tangan untuk menghapus setiap luka agar terlihat baik-baik saja. Barter keresahan menjemput kerja kehidupan. Berharap, semoga buku kecil ini bisa memberi warna kehidupan untuk hidup penuh lamunan," tuturnya lagi.

Namun Musakkir Basri, salah satu penulis berbakat di Bulukumba ini menghaturkan terima kasih.

"Terima kasih pada orang-orang hebat di setiap pengenalan pada kata, koma, dan tanya. Semoga kita tidak mati dengan peti keegoisan," tandasnya.***

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x