Puisi 'Malam Lebaran' karya Sitor Situmorang yang awal kepenyairannya banyak dipengaruhi Chairil Anwar

- 29 April 2022, 02:40 WIB
Ilustrasi  puisi Malam Lebaran karya Sitor Situmorang
Ilustrasi puisi Malam Lebaran karya Sitor Situmorang /Unsplash.com/David Selbert

Kehidupan ini diliputi kebahagiaan dan kesedihan, perjalanan hidup selalu berpasangan, ada suka, ada duka. Ada sengsara, ada nikmat, ada sengsara membawa nikmat. Dalam hidup ini, ada hitam ada putih. Persis, seperti ada siang, ada malam.

Salah satu pendekatan yang bisa dijadikan alternatif utuk menganalisis suatu karya adalah pendekatan hermenuetik. Hermeneutik berasal dari bahasa yunani ‘hermeutike’ yang dapat diartikan sebagai ‘menafsirkan’ atauintrepetasi’.

Menurut Teew (1984:96), “Hermeneutik adalah ilmu atau keahlian mengintrepetasi karya sastra dan ungkapan bahasa dalam arti yang lebih luas menurut maksudnya.” Ricoucer (dalam Endraswara, 2008:42) menambahkan “Hermeneutik berusaha memahami makna sastra di balik stuktur.”

Baca Juga: Puisi Taufik Ismail 'Rasulullah Menyuruh Kita'

Dengan kata lain hermeneutik lahir dalam upaya menemukan makna tersembuyi atau sengaja disembunyikan oleh pengarang yang dapat menimbulkan banyak imajinasi. 

Hermeneutik juga erat kaitannya dengan kajian semiotik, utamanya pada bagian pencarian sistem tanda sebagai salah satu usaha pencarian makna.

Puisi ini hanya terdiri dari satu baris dengan jumlah keseluruhan 4 kata yaitu; malam lebaranbulankuburan dan konjungi penunjuk preposisi.

Karena hanya memiliki tiga kata, ketiganya merupakan simbol yang sengaja dipakai pengarang untuk mengambarkan seluru isi puisi.

Frasa Malam Lebaran mempunyai makna konotasi malam sebelum hari raya tiba yang akan jatuh pada esok harinya.

Dalam kepercayaan agama islam malam lebaran merupakan malam yang istimewa sebab pada malam itu manusia kembali menjadi fitrah dan bersih dari dosa-dosa.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah