WartaBulukumba - La Bungko Bungko hadir melalui teks saat para penutur sastra lisan di Kajang menyusut.
Seonggok cerita rakyat dikhawatirkan sedang menuju jurang punah. Namun di tengah kegelisahan itu muncullah seorang anak muda bernama Rusli Mallatong dengan sebuah karya buku antologi cerpen dongeng.
Diberi judul "La Bungko Bungko", diterbitkan Rumah Bunyi, pengujung tahun 2021 adalah waktu terbit yang dianggap tepat.
Rusli Mallatong, penulis buku ini, merupakan putra asli Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Ia berhasil memindahkan sepuluh cerita atau Rupama yang terserak itu dari kampung halamannya ke dalam teks.
"Saya harus ikut mendorong pelestarian kebudayaan kampung saya melalui kertas-kertas yang tercetak," tuturnya dalam bincang-bincang eksklusif dengan WartaBulukumba.com, Jumat 26 November 2021.
Rusli Mallatong tidak sekadar 'diprovokasi' oleh Pramoedya Ananta Toer yang mengatakan: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.