Tahun 2006 sitor mendapat Hadiah Sastra Pusat Bahasa dan Sea Write Award atas karyanya yang berjudul Biksu Tak Berjubah.
Karyanya yang lain, misalnya, Pangeran (kumpulan cerpen, 1963), Danau Toba (kumpulan cerpen, 1981), Jalan Mutiara (drama, 1954), Sastra Revolusioner (kumpulan esai, 1965), Triffid Mengancam Dunia (terjemahan novel, karya John Wyndham, 1953), Sel (terjemahan drama, karya Willdiam Saroyan, 1954), Hari Kemenangan, (terjemahan drama, karya M. Nijhoff, 1955).
Sitor mengungkapkan, bahwa pada malam lebaran, dia berkunjung ke rumah sahabatnya, Pramoedya Ananta Tur. Tetapi tak ada, kecewa lalu pulang dan tersesat.
Baca Juga: Lima puisi Cak Nun, 'Jawaban Kepada Negeri' hingga 'Hati Telanjang Kepada Tuhan'
Ternyata, ada tembok putih di hadapannya. Sitor penasaran ingin melihat ada apa di balik tembok putih itu. Ternyata, ada kuburan. Dari situlah lahir inspirasi puisi yang kemudian diberi judul “Malam Lebaran”, dengan isi puisinya, bulan di atas kuburan.